Jeruk sunkist, sebenarnya bukanlah suatu varietas tersendiri. Bukan pula satu kultivar tertentu. Melainkan salah satu jenis jeruk manis yang dikelola secara khusus tatkala lepas panen. Disimpan pada suhu tertentu, dan akibat pengaruh bahan kimia tertentu, maka terciptalah buah jeruk yang kulitnya mulus segar berwarna kuning. Dan mahal harganya.
Jeruk manis yang menerima perlakuan seperti itulah yang kita impor beberapa tahun yang lalu. Dengan keluarnya keputusan melarang impor buah-buahan, maka kita bertanya-tanya, apakah kita sendiri bisa menciptakan jeruk sunkist lokal? Kalau bisa, lantas bagaimana caranya?
Banyak faktor yang berpengaruh
Dari satu jenis jeruk yang ditanam di tempat yang berbeda kondisinya dan berbeda cara perlakuannya, akan menghasilkan buah yang berlainan pula mutunya, baik rasa manisnya maupun ukuran besarnya. Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan jeruk bisa dikelompokkan dalam dua hal. Yaitu faktor alam dan faktor manusia.
Faktor alamiah meliputi sifat musim setempat, kesuburan tanah, banyaknya kandungan air tanah, dan tingginya letak kebun jeruk dari atas muka laut. Sedang faktor manusianya meliputi cara menanam, pemupukan, perawatan, serta penanganan lepas panen, dan sebagainya.
Tanaman jeruk mempunyai penyebaran yang sangat luas. Ia mau hidup di daerah tropis maupun daerah sub tropis. Pada dasarnya, letak wilayah antara 40 derajat lintang selatan hingga 40 derajat lintang utara, bisa ditumbuhi jeruk. Secara pukul rata, suhu 15 derajat celcius merupakan suhu terendah yang bisa diterima pohon jeruk di daerah tropis. Sementara untuk daerah sub tropis dan pegunungan tinggi di wilayah tropis, suhu terendah itu bisa mencapai 6 derajat. Adapun suhu tertinggi yang bisa ditolerir jeruk adalah 25-30 derajat celsius.
Suhu lebih panas lagi akan menyebabkan pohon jeruk terganggu pertumbuhannya. Bahkan bisa berhenti tumbuh. Tapi di daerah sub tropis yang kadang-kadang berhembus angin sepanas 38 derajat, pohon jeruk masih mampu bertahan. Asal berhembusnya tidak setiap hari. Demikian juga bila tertimpa suhu dingin hampir mendekati nol derajat, si jeruk pun masih mampu hidup.
Konon suhu dingin kurang dari 10 derajat, sering berhembus di daerah jeruk di Punten (Malang), Garut, Brastagi (Sumut), dan pohon-pohon jeruk di sana masih tumbuh baik. Tapi khusus untuk pegunungan yang tingginya sekitar 800 meter, sebaiknya agak sering menerima suhu hangat di malam hari, terutama ketika pohon sedang berbuah. Suhu yang hangat di malam hari ini, akan menyebabkan proses pengolahan makanan masih berlangsung meski tanpa menerima sinarnya matahari. Dan yang lebih penting, suhu hangat ini akan memperlambat proses berubahnya warna kulit buah dari hijau ke kuning. Terlambat menjadi kuning, berarti ada kesempatan menjadi besar terlebih dulu. Dengan demikian, iklim semacam ini akan mendorong terciptanya buah jeruk yang besar-besar tapi belum kuning warnanya. Nanti kalau sudah berwarna semu kuning dan dipanen, tentu bakal tinggi harganya.
Sementara itu, derajat keasaman (pH) tanah yang diminta jeruk adalah yang berkisar antara 5-6. Di tanah yang terlalu asam (pH kurang dari 5), akar jeruk tidak bisa tumbuh bagus lantaran kurang mampu menghisap unsur hara, boleh jadi unsur seperti tembaga (Cu) malah menjadi racun bagi akar. Di tanah yang pH-nya lebih dari 6 (agak basa), biasanya unsur-unsur logam akan terurai, dan ini menyebabkan pertumbuhan tanaman kurang normal.
Bibit Tempelan
Bagi kita yang tinggal di daerah tropis, agaknya lebih gampang menanam jeruk manis unggul (yang sering disunkistkan) dari bibit tempelan. Sebab kita lebih cenderung mengharapkan hasil buahnya, dan bukan pohonnya. Karena itu sebagai pohon (batang bawah), kita bisa menggunakan jasa jeruk manis yang sudah terbukti hidup subur di tanah air, misalnya jenis Rough Lemon ataupun Japanse Citrus.
Jarak tanam yang ideal bagi batang bawah adalah 8 x 8 meter. Jarak yang cukup lebar bagi pohon yang tak begitu tinggi. Hal ini memang sengaja, sebab pohon jeruk agak kurang tahan terhadap persaingan dalam memperebutkan zat hara dengan tanaman lain. Jadi ia mesti kita beri kapling yang agak luas supaya leluasa menyerap makanan.
Bagi daerah-daerah yang berketinggian sekitar 1.000 meter, kiranya lebih cocok menanam jenis WNO (Washington Navel Orange), dan Dumrings Seedling Orange. Sedang untuk daerah yang 800 meter tingginya, sebaiknya menanam jenis Valencia Late Orange, Pineapple Orange, ataupun jeruk Italia yang agak lambat tumbuhnya. Pemilihan jenis-jenis jeruk ini hanya bertujuan agar hidupnya nanti lebih mendekati keadaan iklim negara asalnya yang sub tropis.
Pada umumnya jenis jeruk manis yang cocok ditanam di dataran rendah, memiliki warna buah yang hijau dan berkulit tebal. Daging buahnya banyak berserat tapi baunya harum. Jeruk yang produktif di dataran rendah, antara lain jenis Hamlin dan Norris. Tapi sayang keduanya agak tawar rasanya.
Persiapan Tanam
Sebagai batang bawah, jenis Japanse Citrus mengakibatkan masa pembuangan yang lebih cepat. Umumnya empat tahun setelah ditempeli jenis jeruk manis impor itu. Sedangkan masa pembungaan untuk batang bawah Rough Lemon, lebih lama setahun. Karena itu jenis RL ini kurang baik bila disambungkan dengan jeruk Italia yang memang lambat tumbuh itu. Kalau keduanya lambat pertumbuhannya, kita akan terlalu lama menunggu. Lebih baik bila jeruk-jeruk batang atas yang lambat tumbuhnya itu kita sambungkan dengan jenis jeruk manis lokal saja, seperti jeruk Punten maupun jeruk Garut.
Persiapan Tanam
Bagi jeruk manis, sebenarnya tidak butuh iklim khusus. Ia mau saja hidup di daerah yang menerima curah hujan selama 5 bulan saja selama setahun. Tapi mau juga hidup di tempat yang tersiram hujan sepanjang tahun. Sedangkan kedalaman air tanah yang cocok, juga bervariasi antara 50 cm hingga 200 cm.
Bibit jeruk, baik yang berasal dari cangkok atau okulasi, seyogyanya ditanam dulu di persemaian, kira-kira 3-5 bulan. Sesudah itu dipindahkan ke persemaian kedua, dan ditanam dengan jarak lebih lebar, selama kira-kira setengah tahun. Bibit yang masih di dalam persemaian, seringkali membutuhkan penyiraman selama berlangsungnya musim kemarau. Dalam hal ini, persemaian kedua tersebut merupakan tempat latihan bagi bibit jeruk untuk belajar hidup sendiri, agak jauh dari teman-temannya.
Sebelum ditanami, sebaiknya tanah kebun digarap lebih dulu, antara lain dicangkul sedalam 25 cm, dan dibersihkan rumputnya. Lalu dibuatkan cemplongan lubang penanaman berbentuk silinder, ukurannya 50 x 50 cm (panjang x lebar) dengan kedalaman antara 30-50 cm. Tanah bagian atas yang berwarna kehitam-hitaman, disihkan dari lapisan tanah di bawahnya.
Cemplongan ini dibiarkan terbuka selama 2-4 minggu. Pada akhir minggu keempat, tanah lapisan bawah dimasukkan kembali ke tempat semula, lalu disusul tanah lapisan atas yang telah dicampur dengan pupuk kompos 1-1,5 kg dan posfat secukupnya.
Saat yang baik untuk menanam bibit jeruk ialah pada permulaan musim hujan, sekitar bulan Oktober. Bisa juga sampai akhir musim hujan, sekitar terakhir Maret. Namun untuk yang kedua ini, kita mesti rajin menyirami bibit muda itu, lantaran nanti ia akan tumbuh di musim kemarau. Sementara itu bila kita harus menanam bibit dari pot, baik pot plastik, keranjang, maupun pot tanah, kita usahakan agar akarnya tidak menggumpal. Akar-akar bibit sebaiknya dibuka supaya lurus ke bawah, dan nanti bisa tumbuh bebas menghujam ke dalam tanah. Akar yang menggumpal akan menyebabkan tanaman terlambat tumbuh, dan seandainya tumbuh, nantinya tidak kuat perakarannya.
Pemupukan Tanaman Muda
Sebulan sesudah ditanam, tanaman muda itu kita beri makanan tambahan berupa Urea 5 gram atau ZA 10 gram atau ZK 5 gram untuk tiap pohon. Pemberian pupuk ini dilakukan sebulan sekali, dan diberikan sampai tiga kali. Sedapat mungkin, pemberian pupuk dilakukan pada saat tanaman tidak memunculkan tunas-tunas muda dan tanahnya masih basah. Pupuk tersebut di tanam sedalam 15-20 cm pada empat buah lubang yang berjarak 15-20 cm dari pusat batang. Setelah pupuk ditanam, segeralah ditutup kembali dengan tanah biasa. Untuk membuang limpahan air hujan yang mungkin akan menggenangi kebun, sebaiknya kita bikin parit di sekeliling kebun, juga parit berbentuk silang lewat tengah-tengah kebun. Air hujan yang menggenang bisa menjadi sumber petaka, sebab akan membusukkan akar tanaman jeruk muda itu.
Sementara itu, makin tua umur pohon, makin banyak jatah pupuh yang harus diberikan. Sampai umur 3 tahun, tiap batang pohon jeruk manis membutuhkan pupuk sebanyak :
- Umur 1 tahun : pupuk kandang/kompos 3 kaleng minyak ukuran 20 liter, ZA 200-300 gram, DS 50 gram, ZK 200 gram.
- Umur 2 tahun : pupuk kandang/kompos 4 kaleng, ZA 200-300 gram, DS 50 gram, ZK 200 gram.
- Umur 3 tahun : pupuk kandang/kompos 6 kaleng, ZA 200-450 gram, DS 75 gram, ZK 250 gram.
Read more: http://www.yomusa.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar