Sabtu, 06 Juni 2015

Budidaya Caisin atau Sawi

Cara Menanam dan Budidaya Caisin atau Sawi
Caisin atau sawi (Brassica sinensis L.) adalah jenis sayuran yang dikonsumsi daunnya . Dalam daun sawi terdapat kandungan pro vitamin A, asam askorbat, dan serat yang tinggi. Oleh karena itu sayuran ini sangat disukai khususnya sebagai sayuran tambahan dalam lauk pauk. Di Indonesia sayuran ini banyak ditanam dan merupakan salah satu jenis sayur yang paling diminati masyarakat. Caisin termasuk jenis sayuran yang bisa tumbuh di dataran rendah yang bersuhu sedang maupun di dataran tinggi yang bersuhu rendah. Sayuran ini juga mudah pemeliharaannya sehingga caisin dapat ditanam di pot atau pekarangan. Namun caisin akan tumbuh optimal pada tanah ber-pH antara 6-6,5 dengan temperatur 15-20 derajat celcius. Umumnya caisin dikenal dalam dua jenis, yakni caisin putih dan caisin hijau.

Pembibitan dan Persemaian

Pertama-tama persiapkan benih yang akan disemaikan. Benih bisa didapat dari pembenihan pohon atau membelinya di toko-toko pertanian. Selanjutnya benih direndam dalam air hangat (50 derajat celcius) atau bisa menggunakan larutan Previcur N 0,1% selama 2 jam. Buang benih yang mengapung dan gunakan benih yang tenggelam untuk disemaikan, angkat dan tiriskan. Setelah itu benih disebar pada media persemaian dengan media semai dari campuran pupuk kandang dan tanah dengan komposisi 1:1. Tutup dengan goni/daun pisang selama 2-3 hari dan letakkan di tempat yang teduh. Setelah bibit berumur 7-8 hari maka bibit dipindahkan ke polybag semai. Bibit siap ditanam di lahan tanam setelah masuk umur 2-3 minggu setelah semai. Rata-rata untuk kebutuhan benih per hektarnya adalah 450-600 g.

Persiapan Lahan

Tanah yang akan dijadikan media tanam harus sudah diberikan pupuk kandang/kompos sebelum dicangkuli atau dibajak agar tanah gembur dan bernutrisi. Pengolahan tanah sebaiknya dilakukan 3-4 minggu sebelum tanam sambil dibersihkan dari gulma. Bila pH tanah sangat rendahmaka tambahkan kapur/dolomit sebanyak 1-1,5 ton/hektar diberikan saat pengolahan tanah. Setelah itu baru dibuat bedengan yang berukuran lebar 100-120 cm, tinggi 30 cm dengan jarak dalam baris bedengan 15 cm dan jarak antar bedengan 10-15 cm.

Penanaman dan Pemeliharaan

Bibit yang telah berumur 2-3 minggu setelah semai ditanam dalam lubang tanam yang sudah disiapkan dalam bedengan. Selanjutnya dilakukan pemupukan dasar dengan pupuk kandang sebanyak 10 ton/hektar yang dilakukan 3 hari sebelum masa tanam. Sedangkan pemupukan lanjut diberikan pupuk urea sebanyak 130 kg/hektar yang diberikan setelah usia tanam menginjak 2 minggu. Lakukan penyiangan gulma pada umur 2 minggu bersamaan dengan pemupukan lanjut. Setelahnya penyiangan dilakukan setiap 2 minggu sekali atau saat gulma sudah merimbun. Jangan lupa lakukan penyiraman secara teratur setiap pagi dan sore hari sejak awal masa tanam sampai masa panen. Pantau tanaman setiap hari dan hindarkan dari serangan hama dan penyakit. Bila telah terserang lakukan pemberantasan dengan pestisida yang sesuai dan dengan dosis yang tepat.

Pemanenan

Panen caisin dilakukan setelah usia tanaman menginjak 45–50 hari. Cabut atau potong pangkal batangnya saat pemanenan. Rata-rata panen untuk 1 hektar lahan dapat mencapai 1–2 ton.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar