Selasa, 27 Januari 2015

ARTIKEL TENTANG BUDIDAYA JAMUR .Bag.2



KIAT MEMULAI DAN MENGELOLA USAHA BISNIS  BUDIDAYA JAMUR

Memiliki dan mengelola usaha bisnis sendiri memang menjadi impian kebanyakan orang, terutama bagi mereka yang tidak mendedikasikan diri sebagai karyawan maupun pegawai. Namun, dalam mengelola suatu usaha bisnis tidak cukup hanya bermodal faktor keuangan, keahlian, dan pengalaman saja. Tidak terkecuali dalam hal ini adalah mengelola usaha bisnis budidaya jamur

Berdasarkan pengalaman para pelaku usaha bisnis, faktor yang tidak kalah pentingnya dalam mengelola dan menjalankan usaha bisnis adalah sikap mental seorang pengusaha. Pokok bahasan pada artikel ini pada prinsipnya bisa diterapkan untuk menjalankan usaha bisnis dalam bentuk apapun, lebih luas, dan tidak terfokus pada usaha bisnis budidaya jamur tiram. Namun, secara teknis, pokok bahasan ini akan lebih mengarah pada usaha bisnis jamur tiram.

Kiat Memulai Dan Mengelola Usaha Bisnis Budidaya Jamur

Seperti diutarakan di atas, faktor terpenting dalam menjalankan usaha bisnis adalah memiliki sikap mental sebagai seorang pengusaha. Disamping itu, ada beberapa faktor-faktor lain yang akan kita bahas pada artikel kali ini. Bagaimana sikap mental seorang pelaku usaha yang dibutuhkan? Di bawah ini akan kita bahas uraian dan penjelasannya.

Sikap Mental Memulai Dan Mengelola Usaha Bisnis



Sikap mental pertama yang harus dimiliki seorang pengusaha adalah berani memulai suatu usaha bisnis dalam kondisi apapun dengan seluruh keyakinannya. Untuk menumbuhkan keberanian dan keyakinan memulai usaha bisnis, tidak ada salahnya kita membuat sebuah analogi dengan hukum gaya gesek. Suatu benda yang berada dalam keadaan diam akan memiliki gaya gesek lebih besar dibanding dengan benda yang bergerak. Sebagai contoh, jika Anda mendorong mobil dalam keadaan diam, maka mobil tersebut akan terasa berat dan tenaga yang dibutuhkan banyak. Namun, begitu mobil tersebut mulai bergeser atau bergerak, maka akan terasa lebih ringan dan tenaga yang dibutuhkan tidak seberat ketika mobil dalam keadaan diam. Inilah analogi yang diterapkan untuk membangun keberanian memulai usaha bisnis. Saat usaha bisnis tersebut belum dijalankan, sepertinya terasa begitu berat. Namun, begitu usaha bisnis tersebut berjalan sedikit saja, maka beban yang terasa tidak seberat ketika baru memulainya.

Setelah membaca dan mencari informasi mengenai usaha bisnis yang Anda jalankan, biasanya akan muncul ide-ide atau imajinasi mengenai rencana pengembangan usaha bisnis tersebut. Oleh karena itu, catatlah ide-ide atau imajinasi Anda. Kumpulan dan rangkaian ide-ide dan imajinasi tersebut kemudian ditetapkan menjadi sebuah impian. Ya, jangan ragu-ragu untuk memiliki sebuah impian yang besar. Bila perlu, sampaikan impian tersebut kepada semua orang, seolah-olah dunia akan mengetahui impian Anda. Untuk yang satu ini kami harap Anda tidak ragu-ragu dalam menetapkan impian, dan beranikan diri menyampaikan impian tersebut pada dunia. Ingat, apa yang oleh para motivator di sebut dengan law of atraction atau hukum tarik menarik. Apa yang Anda pikirkan, apa yang Anda impikan, buatlah dunia mengetahui, maka itulah yang akan alam semesta berikan. Nah, untuk mewujudkan semua itu sebaiknya juga didorong dengan do’a. 

Susunlah strategi untuk menjalankan usaha bisnis budidaya jamur

Setelah memantapkan sikap mental, segeralah menyusun strategi, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Misalnya, dimana lokasi usaha bisnis budidaya jamur tiram yang akan dikembangkan, kapan dan bagaimana belajar teknis budidaya jamur tiram, dimana mencari penyedia baglog murah yang bisa diajak kerja sama, kemana produk jamur akan di pasarkan, berapa kebutuhan biaya untuk memulai, berapa persediaan modal yang dimiliki, bagaimana mengatasi kekurangan modal, dan sebagainya. Catat semua strategi untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang nantinya akan dihadapi.

Saya tidak punya modal, bagaimana saya memulai usaha bisnis budidaya?

Modal menjadi penunjang dalam kelancaran usaha, dan bukan menjadi faktor mutlak dalam menjalankan sebuah usaha. Kenapa demikian? Betul, modal adalah sesuatu yang sangat penting, modal adalah sumberdaya yang bisa dibilang menguasai jalannya perusahaan. Namun, hal yang harus diingat, bahwa bangsa Indonesia bukanlah bangsa kapitalis yang menggantungkan seluruh aktifitas hidupnya pada modal. Memang benar, kapitalisme sudah merambah dalam ranah kehidupan masyarakat. Tetapi sikap mental yang memiliki keberanian dan keyakinan kuat untuk memulai usaha akan mengatasi kendala permodalan. Kami tidak akan memberikan contoh yang lain, tetapi penulis telah membuktikan hal ini dan sanggup memulai usaha bisnis di bidang pertanian dengan modal nol rupiah. Saya memiliki keberanian dan keyakinan kuat bahwa tanpa modalpun, dengan perjuangan dan konsistensi yang tinggi maka segala sesuatunya serba mungkin. Sewa tanah saya mencari yang bisa dihutang, bahan baku saya bisa pinjam atau menggunakan bahan baku seadanya, tanaga 100% dilakukan sendiri hingga panen. Dan setelah panen, saya bisa mengembalikan seluruh modal dengan sedikit sisa untuk memulainya kembali. Selama proses produksi, biaya kehidupan rumah tangga saya tekan habis-habisan, yang penting semua anggota keluarga masih bisa bertahan hidup. Dan hingga kini, kami tetap memancangkan cita-cita dan impian untuk menjadi MILYADER AGRO. Contoh ini bisa dijadikan sebagai inspirasi untuk mengatasi kendala kekurangan modal. Cara dan teknis penyelesaian masalah disesuaikan dengan kondisi usaha dan lingkungan masing-masing. Satu hal yang harus diingat, miliki keberanian dan keyakinan, kemudian lakukan aksi, niscaya usaha Anda akan berjalan.

Mulailah usaha bisnis budidaya jamur dengan bermitra

Untuk mengatasi berbagai kendala yang dihadapi, ada baiknya Anda memulai usaha dengan cara bermitra. Pilihlah mitra yang sudah mampu mengembangkan usaha bisnis budidaya jamur dengan baik. Cari pelaku usaha bisnis budidaya jamur yang bersedia dijadikan sebagai mitra. Jangan berhenti pada beberapa orang saja jika belum mendapatkan mitra. Langkah dan konsistensi Anda akan menentukan keberhasilan usaha bisnis nantinya. Pelajari bagaimana pembudidaya jamur mendatangkan baglog atau membuat pembibitan sendiri, bagaimana pembudidaya jamur menjual produknya ke pasar, dan bagaimana tips-tips supaya usaha bisnis budidaya jamur bisa berkembang. Tentu saja Anda harus belajar teknis produksi yang benar. Tidak tertutup kemungkinan untuk mempelajari industri pengolahan jamur. Jika Anda menjalaninya dengan penuh kesungguhan dan konsistensi, bukan tidak mungkin dalam waktu dekat Anda mampu mendirikan usaha sendiri.

---------------------------------------------------------------------------

PELUANG USAHA BISNIS  BUDIDAYA  JAMUR  TIRAM

Jamur tiram merupakan salah satu jenis jamur yang paling sering dikonsumsi oleh manusia. Oleh karena itu, jamur tiram memiliki potensi bisnis yang sangat besar. Peluang usaha jamur tiram memiliki prospek yang sangat bagus. Selain itu, peluang usaha ini juga memiliki berbagai subsektor yang bisa disesuaikan dengan minat, bakat, kondisi permodalan, serta potensi lain yang Anda miliki. 

Selain itu, peluang usaha jamur tiram juga bisa dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga, baik pada subsektor budidaya, pemasaran, hingga subsektor pengolahan hasil. Secara teknis, ketiga subsektor usaha jamur tiram tersebut tidak terlalu sulit untuk dilaksanakan.Budidaya jamur tiram bisa dilakukan dengan teknik yang sangat sederhana, pemasaran juga masih terbuka sangat besar, mengingat konsumen jamur tiram semakin hari kian meningkat. Untuk subsektor pengolahan hasil, banyak yang telah melakukan berbagai inovasi untuk memberikan nilai tambah terhadap produk jamur tiram. Kebanyakan produk olahan jamur tiram sangat disukai oleh masyarakat, dengan demikian, menggeluti peluang usaha jamur tiram pada subsektor pengolahan hasil juga tidak ada salahnya.

Potensi Usaha Jamur Tiram

Produksi jamur tiram banyak dilakukan di daerah Jawa Barat, yang tercatat kurang lebih sekitar 10 ton produksi jamur tiram setiap hari. Dengan potensi sebesar itu, inovasi pengolahan hasil untuk jamur tiram juga banyak dilakukan oleh masyarakat di daerah Jawa Barat. Beberapa daerah penghasil jamur tiram di Jawa Barat antara lain Karawang, Bogor, Bandung, dan Sukabumi, dengan pemasaran yang dilakukan baik dalam bentuk segar maupun olahan. Dari seluruh produksi jamur tiram di Indonesia, baru mampu memenuhi kurang lebih 50% permintaan pasar dalam negeri. Potensi peluang usaha jamur tiram ini masih sangat terbuka lebar, dimana permintaan pasar luar negeri belum mampu terpenuhi oleh produksi dalam negeri. Dengan demikian, menangkap peluang usaha jamur tiram akan memiliki potensi pengembangan yang sangat besar.

Kenapa Memilih Usaha Jamur Tiram?


Peluang usaha jamur tiram baik pada subsektor budidaya, pemasaran, maupun pengolahan hasil dapat dilakukan dengan fleksibel dan tidak menyita banyak waktu maupun tenaga. Sehingga peluang usaha ini dapat dijalankan oleh siapapun baik sebagai usaha utama maupun usaha sampingan di rumah. Bahkan peluang usaha jamur tiram ini tidak jarang dipilih oleh ibu-ibu rumah tangga untuk mengisi waktu senggangnya di rumah, karena memang penanganannya yang tidak begitu rumit. Keuntungan lain membidik peluang usaha jamur tiram ini adalah terbukanya pangsa pasar, baik pasar dalam negeri maupun pasar internasional. Peluang pasar yang besar tersebut tentu akan memberikan peluang yang besar pula untuk pertumbuhan dan perkembangan usaha jamur tiram. Kelebihan peluang usaha jamur tiram ini belum tentu terdapat pada peluan usaha yang lain. Ditambah lagi respon masyarakat yang sangat besar terhadap produk jamur tiram, baik dalam bentuk segar maupun olahan.

Dengan memilih usaha jamur tiram baik sebagai usaha utama maupun usaha sampingan, akan memberikan kontribusi yang besar terhadap peningkatan aktivitas perekonomian nasional. Sehingga pengoptimalan peluang usaha ini merupakan suatu langkah yang tepat untuk membantu pemulihan perekonomian nasional. Pemanfaatan input produksi menggunakan sumberdaya lokal dan mengandalkan peluang pasar dalam negeri akan memberikan keuntungan tersediri bagi yang memilih peluang usaha jamur tiram ini. Hal ini sudah banyak terbukti, dimana UKM yang memanfaatkan potensi dan peluang lokal ternyata mampu bertahan di tengah-tengah badai krisis nasional. Dengan demikian, mimilih dan membidik peluang usaha jamur tiram bukan saja memberikan solusi dalam perekonomian rumah tangga, tetapi juga membantu memberikan solusi terhadap perekonomian nasional. Ditambah lagi jika usaha jamur tiram yang Anda jalankan telah berkembang, akan menyerap sejumlah tenaga kerja. Dengan prestasi tersebut, tentu saja Anda telah membantu memecahkan masalah besarnya angka pengangguran.

-----------------------------------------------------------------------------

PEMBIAKAN  BIBIT  JAMUR  KUPING  TAHAP  PERTAMA

Perbanyakan bibit jamur kuping dilakukan dalam suatu proses produksi pembiakan. Proses pembiakan dilakukan dalam empat tahap pembiakan. Pada artikel kali ini akan dibahas mengenai tahap pertama pembiakan bibit jamur kuping.

Kegiatan pembiakan bibit jamur kuping pada tahap pertama ini merupakan pembiakan spora (basidiospora) yang dihasilkan oleh basidium dan dilakukan dengan cara kultu jaringan. Produk yang dihasilkan pada pembiakan spora adalah miselium jamur yang berupa benang-benang halus. Miselium jamur kuping ini kemudian disebut sebagai turunan pertama (F1).

Pembiakan Bibit Jamur Kuping Tahap Pertama

Langkah awal yang harus dilakukan sebelum kegiatan proses pembiakan spora dikerjakan adalah mempersiapkan bahan atau media tumbuh dan peralatan. Beberapa peralatan yang perlu dipersiapkan dalam kegiatan ini meliputi tabung reaksi, kertas loyang atau kantong plastik, kapas, rak penyimpanan, tali karet, meja pembiakan, autoclave (alat sterilisasi otomatis, dan perlengkapan lain. Peralatan tersebut harus diadakan terlebih dahulu agar kegiatan pembiakan tidak mengalami hambatan.

Pada saat yang sama, penyiapan media tumbuh juga harus dilakukan karena rangkaian kegiatan ini sebaiknya tidak terputus yang disebabkan tidak siapnya salah satu material. Dalam kegiatan pembiakan bibit jamur kuping tahap pertama ini media tumbuh yang biasa digunakan dikategorikan dalam dua kelompok utama, yaitu kelompok yang berasal dari bahan-bahan alami dan kelompok yang berasal dari bahan-bahan semi sintesis. Bahan-bahan alami yang dapat digunakan sebagai media pembiakan adalah bawang, tepung jagung, tepung kentang, atau bahan-bahan organik lain. Bahan-bahan alami ini digunakan dalam bentuk ekstrak atau cariran jernih maupun decoction atau rebusan.

Sementara itu , bahan-bahan semi sintetis yang dapat digunakan sebagai media tumbuh dalam kegiatan pembiakan jamur kuping adalah campuran agar, glukose, ekstrak ragi, atau campuran kentang-glukose-agar, atau campuran agar dan pepton-glukose.

Diantara bahan-bahan tersebut di atas, bahan semi sintetis berupa campuran agar, glukose, dan kentang (tepung kentang) merupakan bahan yang paling efektif untuk digunakan sebagai media pembiakan jamur kuping. Tepung agar digunakan sebanyak 1,5% — 2%. Sementara itu, komposisi baha-bahan lain ditentukan berdasarkan proses uji coba karena memang tidak ada ketentuan secara khusus mengenai komposisi tersebut.

Berbagai alternatif komposisi yang dapat dijadikan sebagai referensi untuk membuat media tumbuh pembiakan jamur kuping tahap pertama ini adalah:

  1. Potato Dextrose Yeast Extract Agar (PDY): Komposisi media tumbuh jamur kuping ini telah berhasil digunakan dalam pembiakan miselium F1 di Balai Benih Induk Ngipiksari, Yogyakarta. Komposisi media ini terdiri atas kentang, dextrose (glukose), dan tepung agar.
  2. Buat campuran bahan alami berupa parutan ubi kentang, bawang bombai dan tepung aren atau enau. Campuran bahan-bahan tersebut dimasukkan dalam larutan agar. Komposisi ideal untuk campuran media ini adalah 100 gram ubi kentang, 50 gram bawang bombai, 150 gram tepung aren, dan 150 gram agar.
  3. Buat campuran antara media agar, sari buncis, dan touge. Campur hingga rata kemudian direbus selama satu jam. Campuran tersebut bisa digunakan sebagai media untuk biakan murni atau kultur jarinan setelah ditanaman atau diolesi dengan sayatan bagaian tubuh buah jamur kuping dewasa.
Setelah semua peralatan dan bahan siap, kegiatan pembiakan bibit jamur kuping bisa dimulai dengan mempersiapkan media tumbuh untuk biakan dimaksud. Dari beberapa komposisi media tumbuh di atas, pada artikel ini hanya akan dibahas contoh pembuatan media biakan menggunakan media PDY.

Pembuatan media tumbuh PDY dimulai dengan mempersiapkan kentang segar sebanyak 200 gam. Cuci hingga bersih kentang tersebut dengan tidak mengupas kulitnya. Setelah itu, kentang diiris-iris atau dicacah kemudian dicuci hingga bersih. Proses pencucian kentang ini dilakukan dengan cara mencuci berulang-ulang irisan kentang hingga air bekas cuciannya tampak jernih. Langkah selanjutnya adalah membilas irisan kentang menggunakan air suling atau aquadest. Kemudian irisan kentang tersebut direndam menggunakan panci dalam 700-1000 ml air aquadest selama 10 menit. Rendaman irisan kentang kemudian direbus dengan menyertakan irisan kentang tersebut hingga volume airnya menyusut tinggal 500-600 ml. Lama proses perebusan kurang lebih 1 jam. Setelah agak dingin, air rebusan ini, sudah bisa dikatakan sebagai ekstrak kentang, disaring menggunakan kain yang halus atau kain yang biasa digunakan untuk menyaring ekstrak ini adalah kain flanel. Air saringan ditampung dalam botol.

Pada ekstrak kentang yang sudah ditampung dalam botol tersebut ditambah dengan air bersih hingga volumenya mencapai 1000 ml. Langkah selanjutnya adalah menambahkan 10-20 gram glukose (dextrose) dan 9-15 gram tepung agar ke dalam ektrak kentang lalu diaduk hingga rata. Rebus campuran tersebut menggunakan autoclave pada tekanan 15 lbs selama limabelas menit.

Setelah perebusan selesai, campuran tersebut siap digunakan sebagai media tumbuh biakan bibit jamur. Media tumbuh kemudian didinginkan dan dimasukkan dalam tabung reaksi pembiakan dan bisa digunakan sebagai media tumbuh biakan murni (kultur jaringan) sebanyak 150-200 buah tabung biakan. Media tumbuh tersebut harus segera digunakan agar tidak tekontaminasi oleh mikroorganisme baik bakteri maupun fungi yang dapat mencemari dan berseifat merusak media. Jika media tumbuh yang sudah dibuat melebihi kapasitas tabung reaksi, sebaiknya disimpan dalam ruangan bersuhu dingin dan steril. Sisa media tumbuh ini dapat digunakan untuk proses pembiakan bibit jamur kuping pada periode berikutnya.

Setiap satu buah tabung reaksi pembiakan diisi kurang lebih satu sendok makan media tumbuh, kemudian tabung reaksi terebut ditutup atau disumbat menggunakan kapas. Bagian luar sumbatan kapas tersebut dibalut menggunakan kertas loyang yang sudah dipersiapkan kemudian diikat menggunakan tali karet. Lakukan pekerjaan serupa terhadap semua tabung reaksi pembiakan.

Setelah semua proses pengisian tabung reaksi pembiakan selesai, lalu melakukan proses sterisilasi pada tabung-tabung reaksi tersebut. Proses sterilisasi dilakukan dengan cara merebus tabung reaksi pembiakan menggunakan alat steril otomatis atau autoclave dalam suhu 125°C selama 1 jam. Untuk melakukan penghematan atau efisiensi baik waktu maupun biaya perebusan saat melakukan sterilisasi, maka tabung reaksi pembiakan ditata sedemikian rupa dalam autoclave sehingga semua ruangnya dapat dimanfaatkan dengan baik. 

Setelah proses sterilisasi selesai, tabung reaksi disimpan dalam ruangan yang steril. Kertas loyang penutup kapas pada bagian luar tabung reaksi dilepas dan tabung disimpan dalam rak penyimpanan dengan posisi miring. Penyimpanan dengan posisi miring ini bertujuan untuk menyebarkan media tumbuh pada dinding tabung reaksi pembiakan bagian dalam sehingga penyebaran miselium yang diinokulasi bisa merata pada dinding tabung. Dengan demikian, proses pengambilan miselium untuk dikembangkan pada tahap pembiakan berikutnya lebih mudah. Biarkan media tumbuh steril ini menjadi dingin dalam suhu kamar kurang lebih selama 24 jam.

Media yang telah didinginkan siap untuk dilakukan inolulasi atau penanaman. Siapkan tubuh jamur kuping yang telah dewasa yaitu berumur 3-4 minggu semenjak pembentukan calon tubuh jamur atau pin head. Inokulasi atau penanaman bibit jamur diambilkan dari tubuh buah jamur kuping tersebut.

Tubuh buah jamur yang sudah dipilih untuk diambiil jaringannya dibersihkan dan dicuci hingga bersih lalu dicelupkan dalam alkohol 70% selama 5 menit untuk memastikan bahwa tubuh buah jamur tersebut telah steril. Selain menggunakan alkohol dapat juga menggunakan bahan kimia lain seperti formalin 5%, sodium hipochloride atau calcium hipochloride 0,35%, silver nitrate 0,1%, mercuric cyanide 0,1%, carbonic acid 1%, potasium permanganat 2%, mercurochloride 0,001%, dan hydrogen peroxida 3%.

Siapkan wadah untuk meletakkan sayatan tubuh buah jamur steril tersebut. Wadah tersebut juga harus disterilisasi dengan cara dicuci menggunakan alkohol 70%. Letakkan tubuh buah jamur di atas wadah lalu wadah bersama tubuh buah jamur terebut diletakkan dalam meja pembiakan. Meja pembiakan segera diaktifkan dengan menekan tombol pengontak, sehingga lampu meja pembiakan nyala dan mesin penghisap udara (filter) bekerja.

Tunggu hingga tigapuluh menit untuk memastikan seluruh udara yang terkontaminasi di sekitar meja pembiakan terhisap. Ambil semua tabung pembiakan beserta rak penyimpannya dan diletakkan di atas meja pembiakan kemudian kapas penyumbatnya dibuka.

Lakukan penyayatan tubuh buah jamur kuping pada bagian yang paling tebal, yaitu bagian yang terletak pada ketiak jamur. Pada bagian ini terdapat sumber-sumber percabangan hifa atau miselium atau kantong basidiospora. Sayat bagian tersebut dengan lebar 0,1 cm, tebal 0,1 cm, dan panjang 1 cm. Untuk memudahkan penyayatan, maka gunakan pisau sayat lancip bertangkai yang biasa disebut spatula, atau bisa juga menggunakan pisau bedah. Pastikan pisau tersebut tajam dan steril. Masukkan sayatan tubuh buah jamur tersebut ke dalam tabung reaksi pembiakan, kemudian tutup kembali tabung reaksi yang telah diisi dengan sayatan tubuh buah jamur menggunakan kapas seperti semula. Tabung reaksi yang telah terisi kembali diletakkan pada rak penyimpanan. Lakukan pekerjaan serupa pada tabung reaksi lain. Satu buah tubuh buah jamur kuping dapat disayat sebanyak 10-15 kali. 

Setelah proses inokulasi selesai, kemudian spora jamur kuping dalam tabung reaksi pembiakan disimpan dalam ruangan steril selama 20 hari. Penyimpanan spora tersebut harus dilakukan dalam ruangan yang agak gelam untuk mempercepat pembiakan spora menjadi miselium. Setelah 20 hari akan muncul benang-benang putih yang memenuhi media tumbuh. Benang-benang putih inilah yang dinamakan miselium jamur. Miselium jamur kuping ini selanjutnya digunakan sebagai bibit dalam pembiakan jamur kuping tahap kedua. Tabung reaksi yang gagal membentuk miselium segera disingkirkan dari ruangan agar tidak mencemari tabung-tabung lain. Tabung yang gagal dapat diidentifikasi dengan munculnya bau busuk dan berwarna cokela kehitaman. Tabung tersebut bisa dibersihkan dan disteril kembali untuk digunakan pada kegiatan pembiakan bibit jamur kuping lain waktu.

------------------------------------------------------------------------------

PENYIAPAN  MEDIA  TUMBUH  PEMBIAKAN BIBIT  JAMUR  KUPING  F2  DAN  F3

Pembiakan bibit jamur kuping tahap kedua adalah kegiatan pembiakan miselium F1. Pembiakan bibit jamur kuping pada tahap ini merupakan kegiatan perbanyakan miselium hasil pembiakan bibit jamur kuping tahap pertama. Hasil pembiakan tahap kedua ini sering disebut F2. Lihat artikel Pembiakan Bibit Jamur Kuping Tahap Pertama.

Langkah yang harus dilakukan pada pembiakan bibit jamur kuping tahap ke dua ini tidak berbeda jauh dengan tahap pertama. Pembudidaya terlebih dahulu harus mempersiapkan berbagai peralatan yang dibutuhkan dan media tumbuh yang akan digunakan untuk pembiakan. Peralatan yang dibutuhkan antara lain botol bening berkapasitas 220 ml, tali karet, kantong plastik, kapas,dan autoclave. Sebelum digunakan, semua peralatan tersebut harus disterilisasi dan pastikan dalam keadaan kering.

Media tumbuh yang digunakan untuk pembiakan bibit jamur pada tahap kedua ini berupa campuran serbuk gergaji sebanyak 81%, dedak halus (bekatul) sebanyak 18% dan kalsium karbonat (CaCO3) sebanyak 1%. Sebagai contoh pencampuran komposisi media semai adalah serbuk gergaji sebanyak 100 kg, dedak halus sebanyak 10 kg, kapur atau kalsium karbonat sebanyak 1 kg, air secukupnya, dan tambahkan TSP sebanyak 0,5 kg pada campuran media tersebut.

Kriteria media tumbuh yang ideal untuk pertumbuhan bibit jamur kuping dalam pembiakan bibit jamur kuping tahap kedua diantaranya adalah mengandung unsur C (karbon) dalam bentuk karbohidrat yang cukup tinggi, mengandung unsur N dalam bentuk amonium. Kedua unsur tersebut akan dirombak menjadi protein. Selain unsur C dan N, media tumbuh juga harus mengandung unsur Ca yang berfungsi sebagai penetral asam oksalat yang dikeluarkan oleh miselium jamur. pH ideal antara 3-7, dengan kelembaban 68%, CO2 kurang dari 1%, dan suhu sekitar media antara 23°C — 25°C.

Penyiapan media tumbuh tersebut meliputi penyampuran serbuk gergaji dengan kalsium karbonat dan TSP. Kemudian lakukan penyiraman serbuk gergaji tersebut menggunakan air bersih, kemudian difermentasi di atas lantai terbuka selama 1-1,5 bulan. Sebuk gergaji yang paling baik digunakan sebagai media tumbuh diantaranya berasal dari kayu durian, kayu rambutan, kayu dadap, kayu kecapi dan kayu alpokat. Setelah dilakukan fermentasi, serbuk kayu tersebut dicampur dengan dedak halus yang masih segar dan bersih.

Selanjutnya media tersebut dimasukkan dalam botol kaca bening dan dipadatkan hingga penuh. Pemadatan dilakukan dengan membenturkan pantar botol secara pelan-pelan, kemudian bagian permukaan ditekan menggunakan jari. Isi kembali permukaan botol dengan media tumbuh, kemudian kembali ditekan menggunakan jari. Ulangi langkah tersebut hingga permukaan botol penuh.

Permukaan media tumbuh di dalam botol diberi lubang sedalam 3 cm dengan diameter kurang lebih 1 cm. Cara pembuatan lubang dilakukan dengan menggunakan kayu bulat yang ujungnya dibuat agak meruncing. Tekan permukaan media tersebut menggunakan kayu kemudian diangkat pelan-pelan agar tidak terkikis. Setelah diberi lubang, mulut botol disumbat dengan kapas dan ditutup plastik dan diikat dengan tali karet.

Media tumbuh yang sudah dimasukkan ke dalam botol tersebut kemudian disterilisasi menggunakan autoclave pada suhu 100-125°. Sterilisasi dilakukan selama kurang lebih satu jam. Saat memasukkan botol ke dalam autoclave, botol-botol tersebut disusun sedemikian rupa agar kapasitas pengisian autoclave bisa maksimal. Dengan demikian biaya persiapan dan waktu pembuatan media tumbuh bisa lebih efisien.

Selanjutnya media tumbuh dalam botol didinginkan, setelah agak dingin, dalam keadaan masih hangat dipindahkan ke dalam ruang pembiakan yang sudah disterilisasi. Biarkan selama 24 jam agar media tumbuh tersebut benar-benar dingin. Setelah dingin, boto-botol tempat media tumbuh tersebut diletakkan pada meja pembiakan yang sudah dipersiapkan.

------------------------------------------------------------------------------



Persiapan Usaha Budidaya Jamur Tiram


 pada dasarnya merupakan faktor penting yang berperan dalam menunjang kesuksesan usaha budidaya jamur tiram. Tanpa persiapan matang, bisa jadi usaha agribisnis budidaya jamur yang kita kembangkan menjadi berantakan. Salah satu cara mengantisipasi kemungkinan timbulnya resiko kegagalan budidaya, alangkah baiknya jika sebelum pelaksanaan usaha budidaya ini, terlebih dahulu petani atau pelaku usaha jamur tiram melakukan beberapa langkah persiapan matang.

LANGKAH-LANGKAH PENTING SEBELUM BUDIDAYA JAMUR TIRAM

Seperti telah diuraikan di atas, langkah-langkah ini dimaksudnya agar proses budidaya berjalan lancar tanpa kendala berarti di lapangan. Bagaimanapun juga peluang bisnis usaha budidaya jamur saat ini masih terbuka lebar, sehingga diharapkan hasil produksi mencapai titik optimal. Berikut langkah-langkah awal sebelum melakukan proses produksi:

Pemilihan Lokasi Budidaya Jamur Tiram

Usaha budidaya jamur sebenarnya sangat mudah, hanya saja terkadang penyebab utama kegagalan ada pada kebersihan lingkungan. Kebersihan lingkungan menjadi syarat utama harus diperhatikan, mengingat budidaya jamur baik budidaya jamur kuping, tiram maupun lainnya sangat rentan terhadap kelembaban tinggi. Langkah pertama sebelum memulai usaha budidaya jamur tiram, kita perlu memperhatikan lokasi usaha, diusahakan lokasi usaha tidak dekat kandang ternak, tempat pembuangan sampah maupun tempat-tempat lain yang berpotensi mendatangkan hama penyakit. Pilih tempat-tempat bersih serta strategis supaya memudahkan pengangkutan saat panen sehingga dapat menghemat biaya transportasi. 

Bagi usaha budidaya jamur tiram skala rumah tangga, lingkungan rumah juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat usaha, asalkan kebersihannya harus tetap terjaga. Kunci utama usaha ini hanyalah faktor kebersihan lingkungan serta menjaga suhu udara konstan agar produksi optimal dapat tercapai.

Rumah atau Kumbung Jamur Tiram


Jika memilih lokasi di luar rumah maka harus dibuatkan rumah khusus untuk budidaya jamur, biasa disebut kumbung. Bentuk maupun bangunan kumbung disesuaikan kondisi lahan, biaya, daya tampung baglog. Sebagai contoh dalam menentukan ukuran rumah atau kumbung, untuk kapasitas baglog sebanyak 500-1500 diperlukan rumah kumbung berukuran 6 x 4 m. Mengingat faktor terpenting penunjang keberhasilan usaha budidaya jamur tiram adalah kelembaban maupun kebersihan. Rumah atau kumbung idealnya harus memenuhi kelembaban optimal bagi pertumbuhan jamur, sedangkan kebersihan menjadi syarat mutlak dalam mencegah serangan hama penyakit pengganggu.

Pembuatan Rak Baglog Budidaya Jamur Tiram

Untuk mempermudah pekerjaan, baik saat pemeliharaan maupun pemanenan, serta menaruh media jamur, pada rumah kumbung dibuatkan rak tempat meletakkan baglog. Rak-rak ini bisa terbuat dari bambu semua atau kombinasi bambu-kayu. Pembuatan rak baglog disesuaikan kondisi usaha saja, bagi skala rumah tangga cukup menggunakan rak dari bambu agar biaya produksi dapat ditekan, sedangkan usaha budidaya jamur dalam skala besar berjangka panjang, pembuatan rak baglog menggunakan kombinasi bambu kayu juga akan menghemat biaya. Buat lapisan-lapisan rak paling banyak 5 lapis untuk satu unit rak. Hal ini bermaksud agar memudahkan pemeliharaan, jika terlalu tinggi justru para pekerja akan kesulitan menjangkaunya, menyebabkan pekerjaan menjadi semakin lama (berakibat terhadap pembengkakan biaya pemeliharaan). Satu lapis rak dibuat panjang 300 cm, lebar 40 cm, serta tinggi 40 cm. Pada ukuran ini mampu menampung kurang lebih 60 baglog. Jadi, satu unit rak (terdiri dari 5 lapis), mampu menampung sebanyak 300 baglog.

Lapisan rak paling bawah jaraknya diperlebar menjadi 30-35 cm dari permukaan tanah. Hal ini bertujuan menjaga kelembaban udara pada lapisan rak paling bawah, sirkulasi udara menjadi lancar sehingga perkembangbiakan hama penyakit dapat ditekan, terutama jika lantai dasarnya masih berupa lantai tanah. Jarak antarrak baglog 1 m juga agar memudahkan saat melakukan pemeliharaan serta pemanenan.

Persiapan Media Budidaya Jamur Tiram

Media tanam budidaya jamur banyak sekali jenisnya, tergantung bagaimana mudahnya kita memperoleh bahannya saja. Media dapat berupa substrat kayu, serbuk gergaji, ampas tebu, maupun sekam. Pembuatan media tanam berisi campuran dari media ditambahkan nutrisi berupa tepung jagung, air, dedak halus, air, gips atau kapur (CaCo3). Media tanam kemudian dimasukkan dalam kantong plastik sampai penuh, lalu dimasukkan pralon atau bambu berdiameter 3 cm kemuadian baru diikat dengan kuat. Media jadi tersebut dinamakan baglog. Namun, kebanyakan para pelaku usaha jamur tiram membeli baglog siap pakai dikarenakan butuh ketrampilan, kebiasaan serta ketelitian tinggi dalam membuat baglog sendiri.

Bibit Jamur Tiram

Pada umunya para petani kesulitan membuat bibit sendiri sehingga banyak diantara mereka memperoleh bibit dengan cara membeli bersama baglognya. Selain membeli bibit bersama baglog, bibit dapat diperoleh melalui berbagai cara, diantaranya melalui pembuatan kultur murni, pembuatan bibit induk, serta bibit semai. Pembuatan kultur murni membutuhkan teknik khusus karena cara pembuatan bibit jamur tiram kultur murni rawan terkontaminasi, biasanya pembuatan bibit kultur murni dilakukan oleh para peneliti atau petani jamur profesional yang memang telah memahami teknik pengkulturan/isolasi. Pembuatan kultur murni menggunakan media khusus berupa PDA (potatoes dextrose algae) serta pembuatannya dilakukan dalam kotak inokulasi. Pembuatan kultur murni membutuhkan lingkungan kondusif serta sangat steril.

Pembuatan bibit dengan cara pembuatan bibit induk pada dasarnya sama dengan pembuatan bibit semai, perbedaannya hanyalah pada komposisi media maupun inokulannya. Pada pembuatan bibit induk, inokulan menggunakan kultur murni, sedangkan inokulan untuk bibit semai adalah bibit induk.

Saat ini para petani tidak perlu khawatir lagi dalam memperoleh bibit, karena kini telah banyak pengusaha jamur mulai menjual bibit sudah dalam kemasan baglog siap pakai, bahkan kebanyakan sudah disertifikasi. Jadi bibit sudah ditanam di dalam baglog bahkan sudah siap dilanjutkan dalam proses budidaya jamur hingga panen. Kebanyakan para petani memperoleh bibit dengan cara ini meskipun biaya produksinya menjadi lebih mahal.

Meskipun demikian, cara ini ada baiknya dilakukan untuk petani pemula atau pelaku usaha jamur skala rumah tangga. Jika sudah menguasai teknik budidaya serta usaha budidaya jamurnya sudah tergolong besar, lebih baik mengupayakan penekanan biaya produksi dengan pembuatan bibit sendiri.

Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Pertumbuhan Jamur Tiram

Budidaya jamur tiram membutuhkan lingkungan spesifik agar menghasilkan produksi optimal. Ada banyak faktor keberhasilan budidaya, salah satunya adalah lingkungan pertumbuhan harus kondusif. Pertumbuhan diawali munculnya pertumbuhan miselium, miselium kemudian membentuk tunas atau calon tubuh buah jamur (pin head), lebih lanjut akan berkembang menjadi tubuh buah (jamur). Untuk menciptakan lingkungan kondusif bagi pertumbuhan miselium maupun tubuh jamur ini, perlu diperhatikan faktor-faktor seperti suhu, intensitas cahaya matahari, keasaman (pH), kelembaban maupun oksigen.

Suhu udara kondusif untuk menunjang pertumbuhan miselium maupun tubuh jamur tiram berkisar antara 23-28°C dengan suhu optimum 25°C. Meskipun demikian, dengan modifikasi komposisi media maupun penyesuaian lingkungan, saat sekarang telah banyak budidaya jamur tiram yang dikembangkan di dataran rendah dengan kisaran suhu di atas 28°C, di daerah ini tubuh jamur dapat tumbuh baik pada suhu 30°C. Bahkan hasil panennya pun tidak kalah dengan budidaya di dataran menengah maupun tinggi, dengan kualitas tubuh buah berdaya adaptasi lebih baik, jamur telihat lebih segar, serta saat panen berbau lebih harum. Intensitas cahaya matahari diperlukan selama proses budidaya jamur tiram, khususnya saat pembentukan tubuh. Pada dasarnya penyinaran cahaya matahari tidak secara langsung dan menyebar merupakan cahaya yang baik bagi pertumbuhan jamur. Penyinaran cahaya matahari langsung bisa mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan miselium atau merusak tubuh buah yang sudah terbentuk. Derajat keasaman (pH) yang tepat memungkinkan jamur tumbuh optimal. Untuk budidaya ini membutuhkan kisaran pH 5-7. Lingkungan terlalu asam atau terlalu basa justru akan menghambat pertumbuhannya.

Selain faktor suhu, intensitas cahaya matahari, serta keasaman (pH), faktor lain seperti kelembaban dan oksigen sangat mempengaruhi keberhasilan budidaya jamur. Substrat harus tetap terjaga dalam kondisi lembab bahkan jangan sampai mengering karena akan berpengaruh terhadap hasil produksi. Kelembaban udara selama pertumbuhan bibit maupun pertumbuhan tubuh jamur tiram ideal adalah 90%. Salah satu cara untuk menjaga agar kelembaban tetap terjaga adalah melakukan penyiraman lantai ruangan budidaya menggunakan air bersih di saat pagi maupun sore hari, atau dengan cara penyemprotan air menggunakan tangki sprayer. Jamur merupakan tanaman saprofit semiaerob sehingga membutuhkan asupan oksigen dalam jumlah cukup untuk menopang pertumbuhannya. Jika oksigen tersedia dalam jumlah terbatas bisa menyebabkannya menjadi layu, akibat lebih lanjut akhirnya mati.

Sarana Pendukung Budidaya Jamur Tiram

Sarana pendukung dalam melakukan usaha budidaya jamur berupa peralatan dan bahan untuk membantu selama proses produksi, mulai dari penanaman hingga pascapanen. Peralatan atau bahan pendukung tersebut antara lain plastik (PE 0,002) berukuran 20 cm x 30 cm, cincin paralon, alkohol, pembakar bunsen, alat sterilisasi baglog berupa drum/oven/autoclave, termometer, barometer, sprinkle bernozle halus, fungisida (bila menggunakan plastik pengemas), serta vacuum sealer.



------------------------------------------------------------------------------------------

Strategi Sukses Membidik Peluang Usaha Budidaya Jamur Tiram –



 Jamur tiram kian melambung sebagai komoditas bahan pangan yang memiliki nilai gizi sangat tinggi. Salah satu dari sedikit bahan pangan yang tidak mengandung bahan kimia adalah jarum tiram. Oleh karenanya, tidak mengherankan jika masyarakat berbondong-bondong untuk mengalihkan pola konsumsinya dengan memilih jamur tiram sebagai menu utama harian. Sehingga, permintaan jamur tiram semakin meningkat dari waktu ke waktu. Peningkatan permintaan jamur tiram pada sisi lain akan membuka peluang usaha baru dalam bidang bisnis, yaitu budidaya jamur tiram.

Peluang usaha tersebut membuat masyarakat berbondong-bondong untuk mencoba membangun usaha budidaya jamur tiram. Untuk menjalankan usaha budidaya jamur ini, diperlukan beberapa strategi agar dapat menghasilkan keuntungan yang optimal dari kegiatan budidaya tersebut. Beberapa strategi yang perlu diperhatikan dalam membidik peluang usaha budidaya jamur tiram diantaranya adalah menghasilkan produk yang berkualitas, strategi menyesuaikan harga jual dengan kondisi pasar, dan strategi distribusi atau pemasaran hasil produksi. Berikut ini kami uraikan strategi-strategi jitu membidik peluang usaha budidaya jamur tiram.

Menghasilkan Produk Jamur Tiram Yang Berkualitas Agar Usaha Budidaya Sukses

Kualitas hasil sangat menentukan kesuksesan usaha budidaya jamur tiram, termasuk dalam hal ini akan mempengaruhi harga jual. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas, beberapa hal yang harus diperhatikan selama proses budidaya adalah:



  1. Untuk memperoleh hasil yang berkualitas, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menetapkan saat yang tepat untuk panen. Jamur tiram yang dipanen adalah jamur tiram yang berukuran besar dan belum berkembang sempurna. Salah satu ciri jamur yang belum berkembang sempurna adalah bagian tepi tubuh jamur sudah meruncing menyerupai pisau yang pada bagian tepinya tajam. Selain itu, tubuh jamur tiram juga belum pecah atau belum terbelah.
  2. Pemanenan jamur dengan menyertakan bonggol atau pangkalnya. Hal ini bertujuan agar tidak meninggalkan bonggol di dalam baglog yang berpotensi menimbulkan serangan hama penyakit.
  3. Setelah jamur tiram dipanen, segera cuci jamur tersebut menggunakan air bersih untuk menghilangkan kotoran yang berpotensi merusak jamur. Setelah dilakukan pencucian, segera lakukan sortasi sesuai dengan ukuran yang dikehendaki pasar.
  4. Tubuh buah jamur yang telah dicuci harus dipisahkan dari bonggolnya. Hal ini bertujuan agar sisa-sisa pestisida yang digunakan selama proses budidaya tidak ikut disertakan dalam hasil produksi. Perlu diketahui, bahwa jamur memiliki kemampuan untuk menyerap bahan kimia, termasuk pestisida atau racun-racun yang lain. Bahan kimia tersebut diserap oleh jamur dan disimpan di dalam bonggol. Tentu saja hal ini juga membuktikan bahwa jamur memiliki kemampuan untuk menyerap bahan-bahan kimia, atau dengan kata lain, tubuh buah jamur bisa terbebas dari paparan pestisida.
  5. Jamur tiram yang telah dipisahkan dari bonggolnya dikemas di dalam plastik. Udara di dalam plastik dikeluarkan menggunakan alat kedap udara. Alat kedap udara dapat dibeli dengan harga yang bervariasi, yaitu antara satu hingga tiga juta rupiah. Penyimpanan jamur tiram dalam plastik kedap udara dapat meningkatkan daya simpan jamur, sehingga jamur tetap dalam kondisi segar untuk jangka waktu yang lebih lama.

Manipulasi Harga Dengan Menciptakan Nilai Tambah Agar Usaha Budidaya Jamur Tiram Semakin Sukses

Harga merupakan faktor yang sangat menentukan dalam mendukung keberhasilan usaha apapun. Namun, kecenderungan perilaku konsumen secara naluri akan mencari produk yang ditawarkan dengan harga murah. Oleh karena itu, untuk menyiasati perilaku konsumen tersebut, kita harus pandai-pandai meningkatkan nilai jual produk hasil budidaya jamur tiram dengan menciptakan nilai tambah, misalnya dalam bentuk olahan atau dapat juga dengan kemasan yang lebih elegan.

Distribusi Dan Pemasaran Menjadi Faktor Yang Perlu Diperhatikan Agar Usaha Budidaya Jamur Semakin Sukses

Berikut ini beberapa strategi distribusi dan pemasaran produk usaha budidaya jamur tiram:
  1. Untuk mempermudah teknis distribusi dan pemasaran jamur tiram dalam bentuk segar, dapat bekerjasama dengan beberapa pihak, diantaranya adalah supermarket, penjual sayur keliling di daerah setempat, atau bisa juga mengadakan kerjasama dengan penyedia baglog. Biasanya penyedia baglog memiliki relasi pasar yang lebih luas.
  2. Dapat juga dengan mengembangkan usaha pengolahan makanan berbahan dasar jamur. Untuk menjalankan usaha pengolahan hasil dalam bentuk makanan berbahan dasar jamur, Anda bisa memulainya dengan membuka rumah makan, catering, atau jajanan keliling menggunakan gerobak. Atau dapat juga dengan membuat olahan dalam bentuk ceriping dan menitipkannya di pusat oleh-oleh daerah setempat atau jika memungkinkan Anda justru bisa memasok pusat oleh-oleh di luar kota.
  3. Melalui kegiatan sosial, misalnya rombongan senam atau yang lain. Kegiatan sosial atau organisasi masyarakat yang lain biasanya cukup efektif untuk memasarkan produk jamur tiram, bisa menjual dengan konsep pesanan.
  4. Jika kegiatan budidaya semakin besar, inovasi produk bisa dikembangkan sehingga tidak sebatas makanan saja. Misalnya menyediakan bahan baku industri kosmetika. Untuk itu, Anda perlu mendapatkan pelatihan tersendiri.
  5. Tidak ada salahnya Anda mencoba untuk menghubungi beberapa eksportir jamur, barangkali produk Anda bisa masuk dengan harga yang lebih baik. Hal ini tentu akan meningkatkan peluang usaha budidaya jamur tiramberkembang semakin besar.
Demikian informasi terbaik yang bisa kami sajikan. Semoga artikel Strategi Sukses Membidik Peluang Usaha Budidaya Jamur Tiram, bermanfaat bagi pembaca sekalian. Terima kasih atas kunjungannya, salam Tanijogonegoro

Tidak ada komentar:

Posting Komentar