Anda sering mendengar istilah kecil-kecil cabe rawit? Artinya adalah kecil-kecil tapi mempunyai kemampuan yang luarbiasa. Jika sampai dibuat istilah seperti itu tentu cabe rawit mempunyai tempat yang khas di hati orang Indonesia. Cabe rawit merupakan jenis cabe yang memiliki wujud paling kecil tetapi mempunyai tingkat kepedasan yang cukup tinggi dan mengalahkan jenis cabe yang berukuran besar. Tanaman ini sangat mudah dibudidayakan dan perawatannya juga sederhana. Tanaman ini juga relatif tahan terhadap cuaca, hama, dan penyakit dibanding jenis cabe besar atau cabe keriting. Bila dilihat di pasaran, harganya juga relatif diatas cabai jenis lain. Jika Anda ingin membudidayakannya, berikut adalah panduan lengkapnya:
Pembenihan dan Pembibitan
Pertama-tama pilihlah benih cabe rawit yang unggul dengan tingkat kepedasan yang cukup. Benih bisa dibeli atau dari seleksi buah cabe rawit yang sudah ditanam sebelumnya. Benih yang bagus biasanya diambil dari hasil panen ke-4 sampai ke-6. Pilih benih cabe rawit dari indukan yang sehat, berdaun dan buah lebat, serta pohon yang kuat. Cari buah yang mulus dan bebas dari penyakit dan hama. Biarkan buah menua dan mengering di pohon. Petik dan potong secara membujur kulit buahnya, ambil biji hanya bagian tengahnya saja. Selanjutnya rendam benih dalam air dan buang biji yang mengambang, kemudian jemur biji tersebut hingga kering selama 3 hari. Semaikan sekitar 0,5 kg benih pada polybag semai . Beri naungan untuk menghindari terik matahari dan hujan secara langsung.
Usahakan polybag yang berukuran 5×10 cm dengan media persemaian 3/4 bagiannya. Campurkan tanah, arang sekam, dan kompos dengan perbandingan 1:1:1 sebagai media persemaiannya. Sebelum disemai, rendam benih selama 6 jam kemudian tanam benih sedalam 0,5 cm lalu tutup dengan media tanam tipis-tipis. Lakukan penyiraman setiap pagi dan sore hari. Bibit akan mulai tumbuh pada hari ke-7 dan baru bisa dipindah setelah muncul 4-6 helai daun atau sekitar umur 1-1,5 bulan.
Pengolahan Lahan
Pertama-tama lakukan pengolahan tanah dengan mencangkul atau membajak lahan sedalam 40 cm, tambahkan dolomit 1-4 ton/hektar jika kondisi tanah terlalu asam. Buat bedengan dengan lebar 100-110 cm dengan tinggi 30-40 cm dan panjang disesuaikan luas lahan. Atur jarak tanam antar bedengan pada ukuran 60 cm. Berikan pupuk dasar dari campuran pupuk kompos/pupuk kandang sebanyak 15-20 ton/hektar. Tambahkan Urea, SP-36, dan KCl jika tanah kurang subur. Tanam cabe rawit di lubang tanam dengan jarak 50-60 cm. Lubang tanam dibuat dua baris setiap bedengan dengan jarak antar baris 60 cm. Tanam bibit beserta tanah dalam polybag semai kemudian siram dengan air untuk menjaga kelembaban lahan tanamnya. Penanaman sebaiknya dilakukan saat pagi atau sore hari.
Perawatan
Lakukan penyiraman saat lahan terlihat kering saja. Pengairan diberikan dengan takaran secukupnya agar tanaman tidak membusuk. Jika ingin melakukan pengairan lahan secara luas, lakukan setiap 2 minggu sekali saja. Lakukan pemupukan susulan setelah berumur 1 bulan setelah tanam dan setiap selesai panen. Berikan pupuk cair yang telah diencerkan sebanyak 100 ml untuk setiap tanaman atau kompos sebanyak 500-700 gr. Jika ingin hasilnya lebih maksimal, tambahkan Urea dan NPK sebagai pupuk tambahan. Jangan lupa lakukan penyiangan secara berkala untuk menjaga agar nutrisi bisa terserap maksimal.
Pemanenan
Cabe rawit sudah bisa dipanen setelah masuk umur 2,5-3 bulan setelah tanam. Panen bisa berlangsung selama 6 bulan atau lebih. Sedangkan umur cabe rawit bisa mencapai umur 24 bulan. Dalam semusim panen cabe rawit bisa dipetik 15-18 kali. Rata-rata hasil panen yang dihasilkan adalah 30 ton/hektar. Lakukan pemanenan saat pagi hari, petik buah beserta tangkainya agar buah bisa awet.