Senin, 23 September 2013

Beternak Ayam Tanpa Kotor dan Bau

Peternakan ayam di Jember, Jawa Timur ini bukan peternakan biasa. Tidak kotor dan tidak bau seperti peternakan pada umumnya. Peternakan ayam nan luas ini dinamakan Arum Sabil Farm yang didesain semi modern.
Dalam tayangan Liputan6 Pagi SCTV, Senin (23/9/2013), Arum Sabil memulai usahanya sejak tahun 2008. Dengan modal sebesar Rp 25 juta, ia membeli ayam sebanyak 250 ekor. Tentu dulu peternakannya belum seluas dan sebaik sekarang.
Sebenarnya proses beternak ayam di Arum Sabil Farm ini tak jauh berbeda dengan peternakan ayam biasa. Hanya peternakan tersebut dikemas sedemikian rupa tak lain untuk menambah hasil lebih dari peternakan yang bisa dikatakan semi moderen.

Arum Sabil sangat memperhatikan kondisi dan kesehatan ternaknya. Itu bisa dilihat dari kebersihan penataan hingga adanya pengaturan udara di dalam kandang. Karena itulah ayam- ayam ini tak perlu diberikan antibiotik.
Tak hanya itu, Arum Sabil juga memberlakukan peraturan bagi siapapun yang hendak masuk untuk menjaga higienitas ayam-ayam ternaknya. Siapapun yang mau masuk kandang, sebelumnya harus mencelupkan alas kaki ke air disinfektan. Tujuannya untuk menjaga agar ayam- ayam itu tidak terkontaminasi dengan beragam virus dari luar kandang.
Adapun setiap hari hasil produksi telur dari ternak ayam ini mencapai 80 ribu butir atau setara empat ton. Pemasarannya pun hingga Malaysia dan Singapura. Sebab telur-telur dari Arum Sabil Farm berkualitas dan bebas residu.

Kini Arum Sabil memiliki sekitar 100 ribu ekor dengan nilai investasi kurang lebih Rp 10 milyar. Fantastis!.

Namun kesuksesan ini tak membuat Arum Sabil berpuas diri ia masih terus menggali ilmu, agar usaha peternakan ayamnya ini semakin berkembang. (Osc/Ein)

Selasa, 18 Juni 2013

Panduan dasar ternak domba


Panduan dasar ternak domba
Di Indonesia ternak domba kebanyakan hanya diambil dagingnya. Hanya di beberapa daerah saja dikembangkan ternak domba yang diambil bulunya (wool). Saluran pasar untuk wool masih terbatas dan iklim kita kurang cocok untuk mengembangkan produksi wool.
Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam menjalankan usaha ternak domba. Diantaranya adalah memilih jenis indukan, lokasi dan struktur kandang, kebutuhan pakan dan perawatan. Berikut ulasannya:

Jenis-jenis domba

Secara umum terdapat dua jenis domba yang biasa diternakkan di Indonesia, yakni domba lokal dan domba silangan.

a. Domba lokal

Domba lokal paling banyak diusahakan sebagai ternak domba oleh masyarakat. Terdapat dua jenis domba lokal yang populer, yaitu domba ekor tipis dan ekor tebal.
  • Domba ekor tipis memiliki ciri-ciri, ekor kecil dan tipis; bobot tubuh 25-30 kg; telinga lebar mengarah ke bawah; domba jantan bertanduk dan betina tidak; warna biru putih, hitam, coklat dan kombinasinya.
  • Domba lokal ekor tebal memiliki ciri-ciri, ekornya tebal membantuk segitiga; botot mencapai 35-45 kg; telinga lebar mengarah ke samping; jantan dan betina tidak bertanduk; warna bulu dominan putih.

b. Domba silangan

  • Domba Garut. Jenis domba ini merupakan silangan segitiga dari domba lokal, domba merino dan domba dari Afrika Selatan. Menghasilkan domba yang berpostur gagah. Bagian dadanya membusung tegap dengan tanduk besar melingkar melindungi kepalanya. Domba Garut dibudidayakan sebagai domba aduan.
  • Domba merino. Domba ini berasal dari Spanyol. Bobot tubuh jantan bisa mencapai 70 kg, betina 40 kg. Tubuhnya ditutupi wool yang tebal. Domba jantan memiliki tanduk panjang yang melingkar.
  • Domba Texel. Didatangkan dari Belanda, banyak dikembangkan di daerah pegunungan Wonosobo, Jawa tengah. Ciri-ciri domba texel adalah bulunya tebal keriting halus berwarna putih, warna hidung dan kuku hitam, telinga kecil mengarah ke samping, bobot badan bisa mencapai 130 kg.
  • Domba Batur. Selain itu ada juga hasil silangan domba tapos. Banyak dibudidayakan di daerah Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah. Ciri-cirinya bulunya tebal, bisal menghasilkan 1 kg bulu/ekor, bobotnya berkisar 80-150 kg. Jenis domba silangan/impor ini biasanya hanya cocok di daerah-daerah berhawa sejuk dengan suhu rata-rata dibawah 18oC.

Kandang untuk ternak domba

Domba bisa diternakkan dengan dua cara, yakni sistem gembala dan sistem kandang. Cara ternak domba dengan sistem gembala hanya cocok dilakukan di lahan luas yang masih banyak terdapat hijauan. Dewasa ini semakin jarang usaha ternak domba yang menggunakan sistem penggembalaan karena kurang efisien.

a. Tipe kandang

Untuk ternak domba sistem kandang terdapat dua tipe kandang, yaitu kandang koloni dan kandang tunggal. Kandang koloni yaitu satu ruangan kandang dihuni oleh banyak domba. Ukuran luas kandang 1×3 meter bisa menampung hingga 10 ekor domba.
Sedangkan kandang tunggal adalah setiap ekor domba menempati satu sel ruangan. Ruangan biasanya dibuat pas dengan badan domba. Sehingga domba tidak bisa berbalik, hanya bisa bergerak maju, mundur, rebah dan berdiri. Biasanya tipe kandang seperti ini cocok untuk usaha ternak domba penggemukan.

c. Perlengkapan kandang

Kandang domba harus dilengkapi dengan tempat makan dan minum yang cukup. Tempat makan domba disebut palung, buat ukuran palung yang cukup besar untuk menampung kebutuhan pakan domba. Sedangkan untuk minum cukup disediakan ember plastik.

d. Struktur kandang

Struktur kandang terutama tiang-tiang utamanya hendaknya dibuat dari bahan yang kokoh dan kuat meskipun sederhana. Karena domba jantan senang membentur-benturkan tanduknya ke kandang. Lantai dan dinding kandang domba bisa dibuat dari kayu ataupun bambu. Sebaiknya lantai dibuat dari kisi-kisi yang memiliki jarak dengan dasar tanah (mempunyai kolong). Hal ini untuk memudahkan pembersihan kotoran dan air kencing domba.
Untuk atap kandang, sebaiknya gunakan bahan yang menyerap panas. Atap rumbia atau genteng digunakan untuk daerah panas, sedangkan di daerah dingin bisa menggunakan seng atau asbes.
Panduan dasar ternak domba

Jenis pakan domba

Pakan memegang peranan penting untuk kesuksesan usaha ternak domba. Tidak hanya takarannya, peternak harus bisa membedakan jenis-jenis pakan yang dibutuhkan untuk ternak domba. Secara umum jenis pakan yang digunakan untuk ternak domba adalah pakan hijauan, konsentrat dan pakan tambahan.

a. Pakan hijauan

Pakan hijauan terdiri dari dua macam, hijauan segar dan hijauan kering. Contoh hijauan segar berupa rumput-rumputan adalah rumput gajah, rumput benggala, rumput raja dan rumput liar. Contoh hijauan segar yang berupa daun-daunan adalah lamtoro/petai cina, daun kedelai, daun kacang panjang, daun ubi jalar, daun waru, daun nangka dan daun ketela.
Sedangkan hijauan kering biasanya berupa jerami yang memiliki kandungan serat kasar. Contohnya adalah jerami padi, jerami pucuk tebu dan jerami jagung.

b. Pakan konsentrat

Fungsi pakan konsentrat atau penguat pada ternak domba adalah sebagai pelengkap kebutuhan protein. Pakan ini harus mengandung zat gizi tinggi, mudah dicerna dan berserat rendah. Pakan ini juga berfungsi sebagai sumber energi dan protein bagi domba.
Pakan konsentrat bisa berupa biji-bijian dan umbi-umbian. Atau bisa juga limbah olahan hasil pertanian seperti bungkil kedelai dan ampas tahu. Pemberian pakan konsentrat bisa berbarengan dengan hijauan atau dipisah.

c. Pakan tambahan dan garam

Pakan tambahan diperlukan untuk memicu produkstivitas ternak domba. Pakan tambahan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, hormon dan probiotik. Pakan tambahan selain garam mineral tidak wajib diberikan. Berikan pakan tambahan secara rutin apabila dirasa menguntungkan.

Kebutuhan pakan domba

Kebutuhan pakan hijauan domba lokal biasanya berkisar 3-5 kg/ekor/hari. Pakan hijauan bisa diberikan sepanjang waktu. Sedangkan untuk pakan konsentrat keburuhannya sekitar 0,5 kg/ekor/hari. Pemberiannya bisa dilakukan dua kali, pagi sekitar pukul 07.00 dan sore hari pukul 15.00.
Pemberian pakan juga harus memperhatikan usia dan ukuran domba. Kebutuhan domba muda yang masih kecil berbeda dengan domba dewasa. Pemberian pakannya bisa mengikuti patokan dibawah ini.
Kebutuhan pakan ternak domba per hari:
Pakan hijauan = 10-20% dari bobot tubuh
Pakan konsentrat = 2-4% dari bobot tubuh
Kandungan mineral (garam) = 1% dari bobot tubuh
Air minum = 3-4 liter per ekor

Perawatan harian

  • Menjaga sanitasi kandang dengan membersihkan kotoran dan kandang secara teratur. Kotoran domba bisa menjadi sumber pemasukan sampingan, dijual sebagai pupuk kandang.
  • Memandikan domba agar bersih dan terhindar dari penyakit, seperti cacingan. Memandikan domba dilakukan setiap minggu. Domba yang bersih juga akan berdampak pada kebugaran dan nafsu makan. Selain itu bila domba akan dikembangbiakkan, atau dikawinkan kebersihan domba perlu dijaga.
  • Mencukur bulu. Pencukuran bisa dilakukan setiap 6 bulan sekali atau bila bulu terlihat gimbal dan kotor. Sisakan bulu dipermukaan kulit setelab 0,5 cm.
  • Merawat dan memotong kuku dengan pahat atau pisau tajam yang bersih. Pemotongan kuku hendaknya dilakukan setiap 4 bulan sekali.

Rabu, 15 Mei 2013

Cara ternak jangkrik yang efektif


Cara ternak jangkrik yang efektif
Jangkrik merupakan salah satu serangga yang sering dijadikan pakan burung, ikan dan reptil. Permintaan akan jangkrik seiring dengan naiknya minat untuk memelihara burung, ikan dan reptil. Cara ternak jangkrik cukup mudah dilakukan baik untuk skala kecil maupun besar.
Sebelum membahas tentang cara ternak jangkrik, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu jenis dan sifat bintang ini. Nama ilmiah jangkrik Gryllus Sp., termasuk dalam keluarga Gryllidae. Menurut catatan terdapat lebih dari 1000 spesies jangkrik yang hidup di daerah tropis.
Di Indonesia, setidaknya sudah dikenal 100-an spesies jangkrik. Namun belum semuanya terpetakan secara lengkap. Jenis spesies yang banyak dipelihara untuk ternak jangkrik komersial adalah Gryllus mitratus dan Gryllus testaclus. Selain itu, masih terdapat jangkrik yang diternakan untuk tujuan lain, seperti hobi dan hewan aduan.
Jangkrik merupakan hewan herbivora. Di alam bebas serangga ini memakan daun-daunan muda seperti rerumputan. Dalam lingkungan budidaya, bisa diberi pakan sayuran hijau yang banyak mengandung air seperti sawi, bayam, selada, mentimun dan daun pepaya.

Persiapan kandang

Langkah pertama untuk memulai ternak jangkrik adalah menyiapkan kandang atau tempat budidaya jangkrik. Kandang untuk ternak jangkrik bisa dibuat dari berbagai bahan seperti kardus papan atau triplek. Pada kesempatan kali ini, kami akan memberikan contoh pembuatan kandang jangkrik dari kayu dan kasa.
Desain kandang untuk ternak jangkrik kotak seperti peti, bisa terbuat dari papan atau tripleks. Berikut gambaran kandang jangkrik kotak tunggal.
  • Kotak terbuat dari papan atau tripleks dengan tulang dari kayu kaso/kayu reng. Ukuran panjang 100 cm, lebar 60 cm dan tinggi 30-40 cm.
  • Gunakan lem pada setiap sambungan dan sudut peti. Gunanya agar jangkrik yang baru menetas tidak keluar lewat celah sambungan. Ukuran jangkrik baru menetas sangat kecil.
  • Permukaan bagian atas harus bisa dibuka tutup dengan menggunakan engsel.
  • Pada sisi muka dan belakang diberi lubang ventilasi. Ukuran lubang ventilasi 50 x 7 cm, posisi lubang sekitar 10 cm dari atas (lihat gambar). Ventilasi ditutup dengan kasa kawat ukuran halus agar jangkrik kecil tidak bisa kabur.
  • Pada sisi pinggir diberi celah atau cantelan untuk pegangan. Gunanya untuk memudahkan mengangkat atau menggeser peti.
  • Pada sekeliling sisi bagian dalam, kira-kira 10 cm dari atas, berikan isolasi plastik. Gunanya agar jangkrik tidak merayap ke atas.
  • Pasang kaki-kaki pada keempat sudut peti, kira-kira tingginya 10 cm. Keempat kaki-kaki tersebut nantinya diletakan pada mangkung yang diisi air atau cairan lain. Gunanya untuk mencegah hama seperti semut masuk ke dalam kandang.
Kandang jangkrik juga bisa dibuat bersusun, misalnya tiga susun untuk menghemat tempat dan efisiensi budidaya. Kandang jangkrik sebaiknya diletakkan di dalam ruangan yang gelap, tidak terkena sinar matahari langsung.
Selain terlindung dari sinar matahari langsung, ternak jangkrik juga membutuhkan ketenangan. Sebaiknya pilih ruangan yang memiliki angin cukup, gelap, jauh dari hiruk pikuk dan lalu lalang pergerakan manusia.
Cara ternak jangkrik

Persiapan bibit jangkrik

Seperti sudah diuraikan sebelumnya, bibit untuk ternak jangkrik yang biasa diternakan dari jenis G. miratus dan G. testaclus. Bibit bisa dibeli dari toko pakan yang menyediakan pakan hidup. Sebenarnya jenis jangkrik lain bisa juga diternakan, ada beberapa spesies yang memang sulit atau lambat perkembangbiakkannya.
Bibit atau indukan ternak jangkrik sebaiknya didapat dari tangkapan alam. Atau kalau sulit, sekurang-kurangnya bibit jangkrik jantan didapat dari alam. Karena biasanya indukan jantan hasil tangkapan alam lebih agresif.
Ciri-ciri calon indukan jangkrik:
  • Sungut atau antena masih panjang, seluruh anggota badan masih lengkap, bisa melompat jauh dan gesit, badan berwarna mengkilap.
  • Jangan pilih jangkrik yang bila dipegang mengeluarkan cairan baik dari mulut maupun duburnya.
  • Induk jantan mengeluarkan derikan yang keras. Permukaan sayap atau punggungnya bergelombang dan kasar.
  • Induk betina ada ovipositor pada bagian ekornya, ekornya ada tiga bagian tengah merupakan ovipositor. Ukurannya besar.
Cara membedakan jangkrik jantan dan betina yang paling mudah adalah melihat ekornya. Jangkrik jantan hanya memiliki dua helai ekor sedangkan betina terlihat memiliki 3 helai ekor. Sebenarnya ekor bagian tengah adalah ovipositor.

Cara ternak jangkrik

Kondisi kandang untuk ternak jangkrik harus memperhatikan tingkat kelembaban dan binatang pengganggu. Kelembaban harus terus dikontrol, terutama saat musim kemarau, Untuk menjaga kelembaban bisa dilakukan dengan penyemprotan atau menutup kandang dengan karung goni basah.
Musuh atau hama ternak jangkrik lumayan banyak, diantaranya tikus, kecoa, semut dan laba-laba. Selain itu, jangkrik bisa menjadi kanibal bila ketersediaan makanan dalam kandang tidak mencukupi.

a. Mengawinkan jangkrik

Tempat untuk mengawinkan jangkrik sebaiknya terpisah dengan tempat pembesaran anakan. Kondisi kandang untuk mengawinkan sebaiknya dibuat aga mirip dengan habitat jangkrik di alam. Dinding kandang bisa diolesi tanah liat, semen putih serta diberi daun-daun kering, seperti daun jati, daun pisang atau serutan kayu.
Jangkrik yang akan dikawinkan harus berasal dari spesies yang sama. Bila indukan jantan dan betina berbeda spesies, perkawinan tidak akan terjadi. Untuk mengawinkan jangkrik masukan indukan betina dan jantan dengan perbandingan 10:2.
Dalam kandang perkawinan, siapkan bak pasir atau tanah sebagai tempat peneluran. Selama masa perkawinan jangkrik jantan akan mengeluarkan suara derik terus menerus. Jangkrik betina yang telah dibuahi akan bertelur. Telur biasanya diletakkan dalam pasir atau tanah.
Selama masa perkawinan jangkrik harus mendapatkan asupan pakan yang cukup. Contoh pakannya kubis, sawi, kangkung, bayam, daun pepaya dan jenis sayuran hijau lainnya. Buang pakan yang tersisa setiap hari, jangan sampai pakan membusuk di dalam kandang.
Beberapa peternak ada yang memberikan ramuan khusus bagi jangkrik yang sedang dikawinkan. Misalnya, bekatul, tepung ikan, kuning telur bebek yang telah direbus dan dihaluskan, dan beberapa vitamin. Katanya agar telur yang dihasilkan bisa banyak dan berkualitas. Apakah hal tersebut efektif? belum ada ujinya hanya berdasarkan dari pengalaman beberapa peternak saja.

b. Menetaskan telur

Telur jangkrik akan menetas setelah 7-10 hari, terhitung sejak perkawinan. Maksimal 5 hari setelah induk betina bertelur (sebelum menetas), pisahkan telur-telur tersebut. Hal ini untuk menghindari si induk memakan telurnya sendiri.
Pindahkan ke dalam kandang penetasan telur yang juga sekaligus pembesaran anakan. Warna telur yang telah dibuahi akan berubah dari bening menjadi keruh. Setelah 4-6 hari biasanya telur menetas.
Pada masa penetasan, kelembaban kandang harus terus dijaga dengan penyemprotan air, atau menutup kandang dengan karung goni basah.

c. Pemberian pakan

Setelah telur menetas, langkah selanjutnya adalah memberikan pakan. Jangkrik yang baru menetas, berumur 1-10 hari diberikan pakan ayam (voor), yang terbuat dari kacang kedelai, beras merah, dan jagung kering yang dihaluskan.
Setelah lewat 10 hari, anakan jangkring bisa dikasih makan sayur-sayuran dan jagung muda. Selanjutnya pakan bisa ditambahkan singkong, mentimun atau ubi.

d. Pemeliharaan kandang

Penting untuk menjaga kandang tetap higienis dan bersih, serta terhindar dari gangguan hama. Hal lain yang perlu dijaga adalah kondisi kandang agar tetap lembab dan gelap. Selain itu tetap jaga agar makanan cukup tersedia, karena bila kurang jangkrik akan kanibal, saling emmangsa di antara mereka.
Buang pakan yang tersisa setiap hari, jangan sampai membusuk di dalam kandang. Kandang yang baru dibuat sebaiknya dicuci dahulu, jangan sampai masih berbau vinil bila terbuat dari tripleks. Caranya, lumuri permukaan kandang dengan lumpur sawah untuk dan dijemur hingga kering.
Periksa air yang ada pada mangkuk atau kaleng pada kaki-kaki kandang. Tambah atau ganti bila cairan sudah sedikit. Cairan yang digunakan bisa air, minyak tanah, atau jenis cairan lain yang bisa mencegah hama masuk ke dalam kandang.

e. Pemanenan

Ada dua output yang bisa dipanen dari ternak jangkrik, yaitu jangkrik dewasa dan telur jangkrik. Telur jangkrik biasanya dijual lebih mahal dari jangkrik itu sendiri. Telur biasanya dijual kepada para peternak jangkrik pembesaran.
Ternak jangkrik sudah bisa dipanen setelah mencapai umur kurang lebih 30 hari. Terhitung sejak telur mulai menetas.
Referensi
  1. Sitiavata Rizema Putra, 2014. Buku pintar budidaya kroto, ulat hongkong dan jangkrik. Flash Book, Yogyakarta.
  2. Sukarno, 1999. Budidaya jangkrik. Kanisius, Yogyakarta.
  3. Suseno, 1999. Beternak jangkrik untuk mancing. Trubus

Selasa, 05 Maret 2013

Panduan dasar ternak kelinci


Panduan dasar ternak kelinci
Meskipun tingkat konsumsi daging kelinci tidak setinggi daging unggas, kambing atau sapi ternak kelinci tetap menjanjikan keuntungan. Karena kelinci adalah hewan yang gampang dijinakkan, mudah beradaptasi dan cepat berkembangbiak.
Secara umum terdapat dua kelompok kelinci, yakni kelinci potong atau kelinci pedaging dan kelinci hias. Kelinci pedaging adalah jenis kelinci yang dibudidayakan untuk dikonsumsi dagingnya. Sedangkan kelinci hias adalah jenis kelinci untuk hewan peliharaan.
Sebenarnya tak ada batasan pasti antara kelinci hias dan pedaging. Banyak ras kelinci yang awalnya diperlakukan sebagai kelinci hias, dikemudian hari dimanfaatkan menjadi kelinci pedaging. Karena ras tersebut memiliki keunggulan pedaging seperti bobotnya yang besar, pertumbuhan bobot cepat dan perkembangbiakannya tinggi.
Berikut ini beberapa jenis kelinci unggul yang banyak dibudidayakan untuk usaha ternak kelinci pedaging:
  • Flemish Giant. Seperti namanya, kelinci ini bobotnya bisa mencapai ukuran 10 kg. Rata-rata ras flemish giant dewasa berbobot 5 kg. Saat ini, sedikit sulit mendapatkan ras flemish giant murni di Indonesia. Usaha ternak kelinci flemish giant kebanyakan menggunakan ras hasil silangan yang tidak sebesar ras murninya.
  • New Zaeland white. Tidak seperti namanya, ras kelinci ini bukan berasal dari New Zaeland, melainkan dari Amerika. Didapatkan dari hasil persilangan flemish giant. Bobotnya bisa mencapai 5,5 kg dan bila dipelihara dengan baik umurnya bisa mencapai 10 tahun. Rata-rata jumlah anak dalam sekali kelahiran 10-12 ekor. Ras ini cocok dipelihara sebagai indukan untuk ternak kelinci.
  • Satin. Ras ini berasal dari Amerika Serikat. Bobot rata-ratanya berkisar 3-5 kg. Jumlah anak per kelahiran 7-10 ekor.
  • Rex. Ras ini relatif baru dalam khasanah perkelincian. Dikenal di Amerika Serikat sekitar 1980-an sebagai kelinci hias. Namun karena memiliki keunggulan pedaging, jenis ini banyak dijadikan kelinci pedaging. Ternak kelinci rex paling cocok dilakukan di tempat berhawa sejuk, paling optimal tumbuh pada suhu sekitar 5-15oC. Bobotnya bisa mencapai 5 kg dan rasa dagingnya lezat.
  • Kelinci lokal atau kelinci Jawa. Ras ini banyak diternakan di Indonesia. Kelinci ini diyakini berasal dari ras Netherland Dwarf. Seperti namanya “Belanda kedil”, ras kelinci ini berukuran kecil dan pertumbuhannya lambat. Kelinci ini dibawa ke Indonesia oleh bangsa belanda dan dipelihara sebagai binatang asuhan di perkebunan-perkebunan kolonial. Selepas belanda hengkang masyarakat kita banyak membudidayakannya. Sebenarnya jenis ini kurang cocok untuk usaha ternak kelinci, tapi penyebarannya sudah begitu banyak di Indonesia.
Panduan dasar ternak kelinci

Menyiapkan kandang kelinci

Langkah awal yang harus dipersiapkan untuk memulai usaha ternak kelinci adalah menyiapkan kandang atau tempat budidaya. Jenis kandang bermacam-macam sesuai dengan fungsinya. Ada kandang tempat pembiakan dan kandang tempat pembesaran. Selain fungsinya, kandang ternak kelinci dibedakan berdasarkan tipenya.

a. Kandang terbuka

Kandang terbuka atau kandang tipe ranch ini berupa hamparan lahan yang sekelilingnya di beri pagar. Kelinci dibiarkan bebas berkeliaran dalam area tersebut. Dalam area pagar tersebut disediakan naungan atau rumah bagi kelinci untuk berteduh dan tempat istirahat.
Kandang ini sudah menjadi tipikal usaha ternak kelinci tradisional di Indonesia. Dengan sistem seperti ini, pemeliharaan relatif lebih mudah. Apalagi kalau hamparannya luas, kelinci dibiarkan mencari makan sendiri jadi kalau sekali-kali telat dalam memberi pakan tidak perlu khawatir. Kelemahan sistem ini memerlukan lahan yang luas. Hanya layak dilakukan di pedesaan dimana ketersediaan lahan cukup besar.

b. Kandang tertutup

Kandang tertutup merupakan kandang kelinci yang dibatasi lantai, dinding dan atap. Kandang ini cocok untuk usaha ternak kelinci pedaging. Pengelolaan bisa dilakukan secara intensif.
Untuk usaha ternak kelinci dengan kandang tertutup, diperlukan setidaknya dua tipe kandang. Yaitu tipe postal dan tipe baterai. Kandang tipe postal adalah kandang untuk menempatkan menempatkan beberapa ekor kelinci sekaligus. Digunakan sebagai kandang perkembangbiakkan, yaitu untuk membesarkan anak-anak kelinci setelah disapih dari induknya.
Sedangkan kandang tipe baterai adalah kandang yang didesain untuk satu ekor kelinci per kandang. Biasanya digunakan untuk pembesaran ternak kelinci potong. Ukuran kandang untuk kelinci 60x40x40, atau disesuaikan dengan ukuran bobot tubuh ras kelinci yang digunakan.
Ukuran kandang jangan terlalu besar, agar kelinci tidak banyak bergerak. Sehingga energi kelinci tidak habis dipakai bergerak melainkan lebih banyak menjadi daging. Sekaligus juga jangan terlalu kecil karena akan membuat kelinci tidak nyaman dan stres.
Letak kandang harus bisa terkena sinar matahari pagi. Namun aliran udara tetap lancar sehingga suhunya tetap sejuk. Ingat, kelinci lebih tahan terhadap kedinginan daripada kepanasan. Kelinci juga tidak menyukai lingkungan yang lembab.
Dinding dan lantai kandang kelinci bisa terbuat dari kisi-kisi bambu, kayu atau kawat. Khusus untuk lantai, celah antara kisi jangan terlalu renggang agar kaki kelinci tidak terperosok. Bila dibuat dari kawat, hendaknya dibuat juga bagian lantai yang dialasi triplek atau papan untuk kelinci beristirahat. Karena lantai kawat akan membuat otot-otot kaki kelinci tegang. Dindinng dan lantai dari kawat paling mudah pemeliharaannya dan tidak lembab bila terkena air.

Memilih bibit indukan kelinci

Memilih bibit atau calon indukan kelinci harus benar-benar diperhatikan. Karena bibit berperan besar menentukan tingkat keberhasilan ternak kelinci. Indukan kelinci menentukan produktivitas dan kualitas hasil budidaya.
Berikut ini beberapa kiat untuk memilih bibit ternak kelinci potong:
  • Cari kelinci yang memiliki riwayat kesehatan yang baik. Keturunan dari kelinci-kelinci yang menghasilkan banyak anak dalam sekali kelahiran.
  • Bobot tubuh indukan kelinci betina minimal 4-5 kg, jantan 3-5 kg.
  • Memiliki pinggul yang bulat penuh.
  • Punggung tidak cekung.
  • Mata cerah, tidak terlihat lesu dan ngantuk.
  • Bulu bersih, terutama di sekitar kelamin.

Pakan ternak kelinci

Di alam bebas kelinci hanya mengkonsumsi pakan hijauan. Untuk usaha ternak kelinci pakan yang bisa diberikan adalah hijauan, konsentrat dan vitamin. Hijauan yang disenangi kelinci antara lain limbah sayuran, seperti sawi, wortel, lobak dan daun singkong. Juga bisa diberikan jenis rumput-rumputan dan daun-daunan dari tanaman kacang tanah, jagung dan pepaya.
Sedangkan konsentrat biasanya berupa pelet buatan pabrik. Pemberian pelet dilakukan untuk memudahkan dan membuat praktis pemberian pakan. Selain itu, pelet biasanya sudah memiliki kandungan nutrisi lengkap. Biaya pembelian pelet memang cukup mahal, namun ketersediaan dan kontinuitasnya terjamin. Hal ini sangat diperlukan untuk usaha ternak kelinci secara intensif.
Pemberian pakan hiijauan sudah dimulai sejak kelinci berumur 2 minggu sedikit demi sedikit. Anak kelinci biasanya disapih setelah berumur 8 minggu. Sehingga begitu disapih, anak kelinci sudah bisa makan sendiri.
Total kebutuhan pakan untuk kelinci mencapai 4-5% dari bobot tubuhnya per hari. Kelinci muda hingga 4 bulan membutuhkan hijauan 20% dari total pakannya. Kelinci lebih dari 4 bulan membutuhkan 60% hijauan dari total pakannya. Sebaiknya pisahkan waktu pemberian pakan konsentrat dengan hijauan. Misalnya, konsentrat diberikan pada pagi hari sekitar jam 10.00, hijauan bisa diberikan pada pukul 13.00-18.00.
Panduan dasar ternak kelinci
Konsentrat berbentuk pelet untuk pakan ternak kelinci.

Mengawinkan kelinci

Salah satu parameter untuk melihat produktivitas ternak kelinci adalah dengan melihat tingkat kelahiran. Kelinci bereproduksi dengan melahirkan anak. Kelinci memasuki tahap dewasa dan siap dikawinkan pada umur 6-12 bulan, tergantung pada jenis rasnya.
Secara alamiah, kelinci betina yang siap melahirkan anak akan menujukkan tanda-tanda berahi sebagai berikut:
  • Terlihat gelisah, perilakunya selalu mencari-cari pejantan.
  • Suka menggosok-gosokkan dagunya pada benda-benda di sekitarnya atau kelinci lain.
  • Vulva berwarna kemerahan dan basah.
Mengawinkan kelinci bisa dengan dua cara, yaitu secara berkelompok atau berpasangan. Perkawinan berkelompok dilakukan dengan cara memasukan sejumlah betina dan pejantan dalam satu area. Satu pejantan bisa mengawini 5-10 betina.
Sedangkan cara berpasangan dilakukan dengan memasukkan satu betina dan satu jantan dalam satu kandang. Selama masa perkawinan, amati apakah terjadi perkawinan atau tidak. Bila tidak, kemungkinan tidak cocok. Ganti pejantan dengan yang lain.
Berikut ini hal-hal umum yang perlu diketahui dalam mengawinkan kelinci:
  • Kelinci siap untuk dikawinkan setelah berumur 6-12 bulan, tergantung jenis ras.
  • Masa berahi kelinci berlangsung selama 11-15 hari.
  • Dari masa berahi satu ke masa berahi selanjutnya berlangsung selama 2 minggu.
  • Masa kehamilan berlangsung 28-35 hari, tergantung jenis ras.
  • Secara alami masa menyusui kelinci bisa berlangsung selama 8 minggu. Dalam usaha ternak kelinci masa menyusui eksklusif dilakukan selama 15-20 hari. Setelah itu anak kelinci diberi hijauan agar belajar makan sambil tetap menyusui, jangan disapih. Anak kelinci bisa disapih setelah 8 minggu.
  • Kelinci betina bisa dibuahi lagi (subur kembali) setelah 2 minggu terhitung sejak melahirkan.
  • Dalam satu tahun, kelinci bisa mengalami hingga 5 kali kehamilan.
  • Jumlah anak dalam satu kali kelahiran 4-12 ekor, tergantung jenis ras.
  • Masa produktivitas biasanya berlangsung 1-3 tahun. Bila kurang atau lebih dari itu biasanya jumlah dan kualitas anakan menurun.

Usia panen kelinci

Tidak ada patokan pada umur berapa ternak kelinci bisa dipanen. Pasar kelinci saat ini tidak semasif jenis daging lain seperti unggas, sapi atau kambing. Kelinci biasanya dijual anakannya sebagai peliharaan. Untuk menjual anakan sebaiknya diatas 2 bulan, setelah masa penyusuan.
Sedangkan untuk pedaging, biasanya dipanen setelah kelinci berusia 3,5 bulan atau mempunyai bobot 2-3 kg. Lama waktu penggemukan untuk mencapai bobot tersebut berlangsung sekitar 2-3 bulan. Bila dijual lebih lama lagi, biasanya sudah tidak ekonomis karena kelinci membutuhkan pakan yang lebih banyak.
Sedangkan bila kita ingin menjual bibit atau calon indukan, biasanya dipelihara hingga kelinci berumur 10-12 bulan. Harga bibit tidak lagi diperhitungkan per kg, tapi dilihat keunggulan keturunan dan kesehatannya.

Sabtu, 05 Januari 2013

Cara praktis budidaya kroto

Cara praktis budidaya kroto
Apa itu kroto? bagi yang belum mengetahuinya kroto adalah campuran telur dan larva yang dihasilkan oleh semut rangrang. Budidaya kroto semakin populer karena harga jual kroto terbilang tinggi, meskipun berfluktuatif.
Jauh sebelum permintaan membludak, kroto didapatkan dari perburuan di alam bebas. Lama kelamaan keberadaan kroto semakin langka. Budidaya kroto dipandang sebagai jalan keluar untuk mendapatkan kroto dalam jumlah banyak dan kontinyu.
Tidak semua jenis semut bisa dibudidayakan dan menghasilkan kroto yang digunakan sebagai pakan burung atau ikan. Semut rangrang yang telah berhasil dibudidayakan secara meluas adalah jenis Oecophylla smaragdina. Habitat semut rangrang ini tersebar mulai dari Asia hingga ke Australia bagian utara. Silahkan baca semut rangrang penghasil kroto.

Persiapan budidaya kroto

Dalam sistem budidaya, semut rangrang bisa hidup dalam sarang buatan. Sarang atau kandang untuk semut rangrang bisa dibuat dari paralon, bambu, toples, dan lain sebagainya. Adapun langkah-langkah persiapan untuk budidaya kroto adalah sebagai berikut:

a. Menyiapkan bibit koloni

Bibit koloni untuk budidaya kroto bisa didapat dari hasil tangkapan di alam atau membelinya dari petani lain. Ada kiat-kiat tersendiri untuk mendapatkan bibit koloni dari alam, yang akan kami uraikan dalam tulisan terpisah.
Bila kesulitan mendapatkan bibit koloni dari alam, kita bisa membeli bibit kroto pada pembudidaya lain. Bibit kroto biasanya dijual dalam kemasan stoples atau botol plastik bening. Harganya cukup mahal, satu botol plastik berukuran 1 liter harganya sekitar 150-200 ribu rupiah.

b. Membuat kandang

Pada kesempatan kali ini kami akan menjabarkan cara membuat kandang kroto menggunakan paralon. Kandang paralon lebih praktis, fleksibel dan mudah perawatannya. Adapun kelebihan dari media paralon adalah sebagai berikut:
  • Membuatnya mudah, tinggal memotong paralon dengan panjang yang sama. Kemudian susun dalam rak, media langsung bisa digunakan.
  • Media tahan lama, bisa untuk 5-10 tahun.
  • Paralon umumnya gelap atau kedap cahaya, namun kedua sisinya terbuka. Lingkungan yang baik bagi semut rangrang yang membutuhkan intensitas cahaya sekitar 0,01-0,06 lm/m2 saja.
  • Karena bentuknya silinder, bila disusun dengan baik posisinya akan saling menguatkan dan tidak mudah berpindah.
  • Lebih mudah dalam pemanenan dan meminimalkan kematian koloni pasca panen. Serta mudah dibersihkan.
Berikut ini tahapan pembuatan kandang untuk budidaya kroto:
  • Buat sebuah rak bersusun 2 tingkat. Rak bisa dibuat dari mambu, kayu atau besi. Ukuran rak disesuaikan dengan ukuran tempat.
  • Letakkan setiap kaki rak di atas wadah plastik, bisa mangkuk atau piring arau potongan kaleng. Berikan air pada wadah tersebut, bisa juga dengan memberikan cairan oli bekas, agar cairan tidak cepat menguap dan kering.
  • Penggenangan kaki-kaki rak dalam cairan tersebut bertujuan untuk menghindari kaburnya koloni semut rangrang. Bagian-bagian rak tidak boleh bersentuhan dengan dinding atau benda lainnya.
  • Pilih paralon berdiameter 12 cm, kemudian potong panjang masing-masing sekitar 50 cm, atau sesuaikan dengan lebar rak.
  • Susun paralon tersebut dalam rak, berikan daun-daunan dalam paralon untuk merangsang semut rangrang membuat sarang. Langkah selanjutnya adalah menebarkan bibit koloni pada kandang tersebut.
Kandang harus diletakkan di tempat yang tenang, jauh dari gangguan. Karena ratu semut membutuhkan ketenangan agar bisa bertelur dengan optimal. Kandang budidaya kroto akan lebih baik bila ditempatkan di ruangan tertutup.

c. Menebarkan bibit koloni

Setelah rak dan pipa paralon untuk kandang selesai disiapkan, langkah selanjutnya adalah meletakkan koloni semut rangrang. Paralon merupakan media budidaya kroto yang sangat praktis. Tidak seperti toples atau media lainnya yang harus dipersiapkan, media paralon cukup disusun diatas rak, langsung bisa digunakan.
Biasanya bibit koloni dijual dalam toples atau dalam botol plastik. Untuk memindahkannya pada media paralon, cukup potong botol plastik atau buka toplesnya dan letakkan di atas tumpukan paralon.
Kemudian sediakan pakan dan air gula di sekitar sarang tersebut. Semut rangrang dengan sendirinya akan berkeliaran dan mulai masuk dalam tumpukan paralon untuk bersarang. Setelah semut kerasan tinggal di kandang, selanjutnya tinggal memberikan perawatan rutin agar koloni menghasilkan kroto dengan maksimal.
Cara praktis budidaya kroto

Pemberian pakan

Jenis-jenis pakan budidaya kroto diantaranya ulat, jangkrik, belalang, cecak dan hewan kecil lainnya. Bisa juga disajikan daging ayam yang telah direbus agar tidak membusuk dan berbau. Atau, berikan tulang-tulangan, pemberian tulang sapi atau kambing harus dipecahkan sampai sumsumnya keluar. Pakan tersebut berfungsi sebagai asupan protein dan lemak bagi kroto.
Selain protein, budidaya kroto membutuhkan sumber gula. Di alam, semut rangrang mendapatkan asupan karbohidrat dari gula, biasanya berupa nektar yang dihasilkan kutu daun seperti aphid. Dalam budidaya kroto karbohidrat disediakan dengan memberikan gula pasir yang dilarutkan dalam air.
Cara memberi makan koloni semut rangrang adalah sebagai berikut:
  • Gunakan tatakan, bisa dari piring plastik atau wadah lain yang bentuknya ceper. Letakan bahan makanan dalam wadah tersebut, misalnya ulat hongkong, belatung, daging ayam atau tulang belulang. Wadah diletakkan pada rak disamping sarang semut.
  • Apabila menggunakan pakan hidup yang bisa melompat, misalnya jangkrik. Hendaknya lumpuhkan terlebih dahulu agar tidak kabur. Atau bisa juga dimasukkan langsung pada sarang semut.
  • Sebagai sumber gula, gunakan tatakan kecil untuk tempat air yang telah dicampur dengan gula pasir. Larutkan 1-2 sendok gula pasir pada sekitar 200 ml air bersih. Biasanya air larutan gula akan habis dalam 2-3 hari, tergantung pada jumlah koloni.
Cara praktis budidaya kroto

Pemanenan kroto

Kapan kroto mulai bisa dipanen? jawabannya, secara teoritis telur semut rangrang mempunyai daur 15-20 hari. Mulai dari telur-larva-hingga menjadi semut. Pemanenan bisa dilakukan setelah sarang semut terlihat penuh dengan telur atau kroto yang berwarna putih. Pada media atau sarang yang telah stabil, selanjutnya kroto bisa dipanen setiap 15-20 hari.
Pada awal budidaya, sebaiknya bibit koloni dibiarkan berkembang biak sehingga populasi semutnya bertambah. Setidaknya hingga 6 bulan pertama tidak dipanen terlebih dahulu. Kemudian setelah 6 bulan, pemanenan bisa dilakukan 2 kali setiap bulannya. Atau bisa diatur menjadi setiap hari dengan mengkombinasikan jumlah sarang dan siklus panen.
Tahap melakukan pemanenan adalah sebagai berikut:
  • Siapkan wadah berupa baskom atau ember plastik.
  • Siapkan juga saringan dari kawat ram, letakkan dalam baskom tersebut.
  • Gunakan sarung tangan karet untuk menghindari gigitan semut.
  • Ambil media atau sarang dan tumpahkan isinya ke dalam baskom yang sudah diberi saringan kawat ram. Kroto akan jatuh ke dasar baskom sedangkan semutnya akan tersaring.
  • Bersihkan media paralon dan letakkan kembali kawat ram yang berisi semut pada rak.
—–
Referensi
  1. Sitiatava Putra. 2014. Buku pintar budidaya kroto, ulat hongkong dan jangkrik. FlashBooks, Yogyakarta.
  2. http://www.naturia.per.sg/buloh/inverts/weaver_ants.htm
  3. http://www.antwiki.org/wiki/Oecophylla_smaragdina